Tragedi mengerikan hampir saja terjadi di Stasiun Manggarai, saat seorang penumpamg perempuan terjatuh dari peron jalur 7, beberapa detik sebelum KRL dari arah Bekasi menuju Stasiun Sudirman melintas.
Situasi di Stasiun Manggarai pada hari Sabtu (25/06/22) kemarin itu tak terlalu padat seperti pada saat rush hours di hari kerja Senin-Jumat, yang kepadatannya luar biasa.
Perempuan itu awalnya terlihar berjalan gontai menuju ujung peron setelah terdengar pengumuman bahwa KRL ke arah Stasiun Sudirman akan tiba di Stasiun Manggarai.
Entah karena apa, saya sih menduga sangat mungkin ia kecapean lantaran harus transit naik turun di Stasiun Manggarai yang dilanjutkan menunggu cukup lama kedatangan KRL yang akan membawanya menuju Stasiun Sudirman.
Tiba-tiba saja ia terjerembab jatuh dari peron, begitu tubuhnya menyentuh tanah, KRL pun melintas memasuki jalur 7.Â
Sontak seluruh penumpang yang berada di Stasiun Manggarai yang menyaksikan kejadian tersebut menjerit histeris.
Saya yang kebetulan berada di tempat kejadian pun membayangkan bagaimana yang bakal terjadi setelahnya.
 "wah udah deh nih" saya palingkan muka karena dalam bayangan saya tak akan mampu melihat kejadian setelahnya.
Namun kejadian mengerikan tak terjadi , Alhamdulillah, puji syukur pada Allah Swt perempuan setengah baya tersebut selamat.
Ternyata ia bergeser ke celah yang berada antara bawah peron dan badan KRL. Sebagai tambahan informasi di bawah setiap peron KRL di stasiun manapun selalu ada celah yang biasanya diperuntukan untuk drainase air limpahan dari badan rel.
Begitu KRL berjalan kembali, dengan sigap para petugas keamanan dari PT KCI yang berada di lokasi, langsung mengangkat tubuh perempuan itu ke peron dan dibawa ke pos kesehatan yang berada di bagian lain Stasiun Manggarai.
Kejadian ini, ternyata menjadi viral di media sosial setelah ada salah satu warganet yang mengunggah video kejadian tersebut.
Sebenarnya, kejadian seperti ini lah yang sangat dikhawatirkan oleh banyak pengguna KRL mengingat kepadatan yang luar biasa terjadi di Stasiun Manggarai setelah perubahan pola perjalanan diberlakukan mulai 28 Mei 2022 akibat switch over tahap 5 (SW05)dalam rangka pembangunan lanjutan di Stasiun Manggarai.
Seperti diketahui, praktik SW05 yang dilaksanakan PT.KAI ini membuat pola perjalanan KRL berubah signifikan.
Kereta yang datang dari arah Bekasi/Cikarang hanya menuju ke arah Stasiun Sudirman -Tanah Abang  dan Stasiun Jatinegara ke arah Stasiun Senen.
Sementara dari arah Bogor /Depok jurusannya hanya ke arah Stasiun Cikini hingga Stasiun Kota.
Akibatnya penumpang yang berasal dari arah Bekasi/Cikarang yang bertujuan Stasiun Cikini sampai dengan  Stasiun Kota harus transit terlebih dahulu di Stasiun Manggarai.
Situasi serupa pun berlaku bagi penumpang dari arah Bogor/Depok yang menuju ke arah Stasiun Sudirman- Tanah Abang- Duri hingga Stasoun Jatinegara harus transit juga di stasiun yang sama.
Terbayangkan kepadatan di Stasiun Manggarai pada jam sibuk antara Pukul 06.00-09.00 dan 16.00 - 19.00 pada hari kerja.
Ribuan penumpang dalam waktu hampir bersamaan berkumpul dan bergerak untuk berpindah kereta dari peron jalur 11-12 yang berada dilantai 3 stasiun Manggarai turun menuju peron 6-7, peron 3 dan  sebaliknya.
Situasi menjadi bertambah buruk ketika fasilitas tangga berjalan dan lift di Stasiun Manggarai kerap rusak sehingga penumpang dengan handicup  seperti lansia, ibu hamil, ibu membawa balita, dan disabilitas tak terlayani dengan baik.
Apalagi peron di jalur 6 dan 7 tersebut  yang mungkin lebarnya hanya antara 2-3 meter menjadi sangat padat, penumpang berdesakan tanpa celah hingga mepet ke ujung peron.
Dengan kondisi tersebut, sedikit saja terdorong dari belakang, penumpang yang berada di ujung peron sangat berpotensi untuk jatuh terjerembab ke bawah peron tempat kereta melintas.
Ditambah lagi, kedatangan KRL kerap terlambat sehingga penumpang terus menumpuk di peron yang sempit tersebut.
Situasi ini lah yang membuat penumpang menjadi lelah, naik turun tangga, menunggu sambil berdiri berdesakan itu bukan perkara kaleng-kaleng bagi mereka yang kondisi badannya kurang fit.
Sangat mungkin perempuan yang terjatuh ke peron tadi berada dalam keadaan yang seperti ini.
Apapun yang dilakukan oleh Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan selaku pemilik sarana dan prasarana Kereta di Indonesia, dan PT.Kereta Api Indonesia (KAI) serta PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI) selaku operator perjalan kereta jarak jauh dan komuter yang utama adalah menjamin keselamatan penumpang saat menggunakan layanan mereka.
Mau bangun ini itu, mau switch over tahap sejuta kek  atau apalah itu dengan tujuan yang sangat baik sekalipun, jika sampai ada yang celaka apalagi korban jiwa dari penumpang KRL akibat pemberlakuan kebijakan untuk mengantisipasi jalannya pembangunan tersebut, mereka bisa dianggap gagal total dan harus bertanggung jawab atas kejadian tersebut dari tingkat paling atas hingga yang paling bawah.
Bagi kami pengguna KRL, transit di Stasiun Manggarai akibat pemberlakukan jadwal baru untuk mengantisipasi SW05 itu sudah seperti siksaan yang tak berperi.
Apabila kebijakan perubahan pola perjalanan tak bisa lagi  di kaji ulang, mbo yah fasilitas umum di stasiun transit tersebut diperbaiki lah dan jadwal keretanya lebih rapat lagi.
Jangan sampai menunggu terjadi kecelakaan fatal yang membawa korban jiwa, kami penumpang KRL Â bukan tumbal dari proses pembangunan Stasiun Manggarai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H