Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Memahami dan Belajar dari Kegagalan Perusahaan Rintisan WeWork

3 Juni 2022   11:45 Diperbarui: 3 Juni 2022   12:04 1248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara keseluruhan WeWork telah mendapatkan pendanaan hingga seri G, sehingga tak heran jika valuasi perusahaan tersebut mencapai US$ 47 miliar dan menjadikannya sebagai salah satu perusahaan rintisan paling berharga di dunia.

Secara konsep WeWork memang cukup solid dan inovatif serta benar-benar memenuhi  novelty sebagai sebuah perusahaan rintisan.

Menurut Adam Neumann penggagas dan salah satu pendirinya, WeWork adalah lingkungan baru untuk ruang kerja. Konsep ruang kerja bersama atau berbagi ruang kerja merupakan perubahan baru dalam hal bagaimana cara orang bekerja.

Ide tersebut datang ketika Neumann tengah mencari ruangan untuk dirinya berkantor di kawasan Brooklyn New York.

Dalam upayanya untuk mencari ruangan kerja, ia dipertemukan dengan Miguel McKelvey seorang arsitek yang kemudian ia gandeng untuk mewujudkan impiannya membangun sebuah usaha properti berbasis teknologi.

Ruangan di gedung tersebut ia bagi-bagi untuk selanjutnya ia sewakan sebagai kantor dan ruang kerja bersama yang fancy dan egaliter. Sesuatu yang berbeda dibandingkan ruang-ruang kantor yang selama ini existing.

Proyek pertamanya itu kemudian mereka sebut Greendesk, yang menjadi cikal bakal berdirinya WeWork. Selanjutnya setelah WeWork berjalan pada tahun 2010, dalam kurun waktu yang singkat berkembang sangat pesat.

Menurut International Business Time, lima tahun setelah WeWork berdiri, valuasinya langsung meroket hingga menyentuh angka US$ 10,5 miliar.

WeWork pada masa itu, sudah memiliki puluhan ribu pelanggan di 32 lokasi yang mereka miliki, dengan harga sewa US$ 45 per bulan.

Mereka melangkah sangat cepat, agresif dan ekspansif dalam mengembangkan bisnisnya. Untuk mengimbangi agresivitas bisnisnya, Neumann melakukan lobi pada calon investor potensial.

Karena seperti halnya perusahaan rintisan, yang Neumann selalu perhatikan adalah top-line nya atau pertumbuhan dari perusahaanya, bukan keuntungan yang didapatkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun