Buya Syafii Maarif pada Hari Jumat Pukul 10.15 di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta dalam usia 86 tahun.
Ribuan postingan di media sosial dan ratusan bahkan mungkin ribuan tulisan dibuat di berbagai media lainnya untuk menyatakan rasa duka yang sangat mendalam atas wafatnya Sang Guru Bangsa atau "Suluh Bangsa" dalam diksi yang digunakan Harian Kompas yang terbit Sabtu 28 Mei 2022Mendiang meninggal akibat penyakit jantung yang belakangan terus merongrongnya hingga memaksa Buya Syafii harus dirawat berkali-kali di rumah sakit.
Semua tokoh di negeri ini,mulai dari Presiden, pejabat kementerian dan lembaga, politisi, tokoh agama mulai dari sesama Ulama hingga Pastor, pengusaha, artis turut menyampaikan kesedihan sangat mendalam atas kepergian untuk selamanya mantan Ketua Muhammadiyah kelahiran 31 Maret 1935 ini.
Dari kesaksian mereka, dan ungkapan belasungkawa, mendiang Buya Syafii Maarif adalah orang baik.
Diantara kebaikannya yang paling dingat semua orang tentang Buya Syafii semasa hidupnya adalah kesederhanaan beliau dalam menjalani kehidupannya sehari-hari.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo  melalui akun Twiiter resmi miliknya @Jokowi menyebutkan bahwa Buya Syafii adalah Guru Bangsa yang sederhana.
"Sebelum jenazah Buya Ahmad Syafii Maarif diberangkatkan ke Pemakaman Husnul Khotimah, Kulon Progo, sore tadi, saya ikut melaksanakan salat jenazah di Masjid Gedhe Kauman."
"Buya Syafii telah pergi, tetapi almarhum tetap hidup dalam ingatan kita sebagai guru bangsa yang sederhana."
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut sosok Pria bernama lengkap Prof.Dr.KH. Ahmad Syafii Maarif Negarawan sejati yang sederhana. Wafatnya beliau adalah kehilangan besar bagi Bangsa Indonesia.
"Almarhum Pak Syafii Maarif yang menjadi guru bangsa, negarawan, dan pembimbing kita semuanya," kata JK, seperti dilansir Kompas.Com Jumat (27/05/22) kemarin.
Semua media nasional, baik daring, cetak, televisi hingga radio menyiarkan berita untuk mengenang sosok Almarhum yang hidup berintegritas dan sekali lagi mengulas tentang kesederhanaannya
Dari seluruh ungkapan tentang Buya Syafii Maarif, satu kata yang tak pernah ketinggalan saat mengenangnya adalah "KESEDERHANAAN" beliau dalam menjalani kehidupan.
Cerita kesederhanaan Almarhum yang memang genuine, penuh keikhlasan itu seperti tak ada habisnya, ditulis dan dikisahkan berdasarkan kesaksian langsung para pelakunya.
Bagaimana Buya Syafii menggunakan sepeda sebagai alat transportasi hariannya.
Dirinya tak pernah mau mendapatkan keisitimewaan apapun saat mendapat pelayanan publik, antri ya antri saja.
Dan banyak lagi cerita menarik sekaligus menginspirasi tentang kesederhanaan Almarhum semasa hidupnya.
Pertanyaannya kemudian, mengapa kesederhanaan Buya Syafii Maarif disorot dan dibicarakan begitu intens dan masif, padahal masalah kesederhanaan itu sebenarnya biasa saja bagi kebanyakan rakyat Indonesia.
Beliau adalah "Superman" kesederhanaan. Jika kesederhanaan dalam universe lain adalah hal yang biasa saja.
Namun, di tengah hidup yang sungguh sangat materialistis, semakin mendewakan uang, jabatan, pangkat, dan gengsi.
Dengan privilege sebagai seorang tokoh nasional sekaliber Buya Syafii Maarif, kesederhanaan hidup beliau adalah barang yang sangat langka.
Laksana Superman yang di Planet asalnya Kripton manusia biasa saja, lantaran hidup di Planet Bumi menjadi luar biasa
Kesederhanaan bagi Buya Syafii Maarif adalah pilihan hidupnya, beliau sebenarnya bisa saja hidup penuh gelimang kemewahan harta dan jabatan.
Kemana-mana sangat bisa beliau diantar dengan mobil mewah khas tokoh-tokoh nasional lain di negeri ini.
Tak perlu antri untuk mendapat pelayanan, memiliki sederet ajudan guna membantunya dalam berbagai kebutuhannya.
Tapi Buya Syafii Maarif tak memilih semua kenyamanan dan keistimewaan itu.Â
Buya Syafii Maarif adalah "La Cream de la cream-nya"Â sebuah sosok penuh kesedehanaan.
Terimaksih Buya atas segala teladan dan sumbangsihnya bagi Bangsa ini.
Wilujeng angkat Buya....mugia Gusti Allah nu Maha Suci masihan tempat nu pangsaena..... Nuhun..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H