Selain itu, Mou  pun berego besar sehingga kerap kali terlibat cekcok saat melatih. Entah dengan pemain asuhannya, staf kepelatihannya sendiri atau dengan manajemen klub.
Sementara Pep, lebih humble dan selalu menjaga keharmonisan dengan seluruh anggota timnya termasuk pemain, staf kepelatihan dan manajemen klub.
Namun demikian Pep Guardiola adalah Pep Guardiola dan Jose Mourinho adalah Jose Mourinho dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Sejatinya, masing-masing pelatih memiliki keyakinan tersendiri perihal filosofi permainan yang mereka imani.
Pun dengan Mourinho yang memuja hasil akhir terlepas bagaimana proses mendapatkan hasilnya tersebut.
Meminta dirinya untuk mau mengubah taktiknya yang dianggap membosankan itu tak akan mudah.Â
Gaya permaian defensif nan pragmatis ala Mou mungkin bagi sebagian orang  sangat mengganggu. Kadang kala itu semua hanya masalah preferensi belaka.
Bagaimana pun juga dalam pertandingan sepakbola yang disebut pemenang adalah tim yang lebih banyak mencetak gol dan yang paling sedikit kebobolan.
Apapun taktik dan gaya bermainnya, hukum mutlak dalam sepakbola adalah memenangi suatu laga.
Strategi defensif yang efektif tapi cenderung menjemukan atau strategi ofensif yang menghibur dan menyejukan mata hanyalah alat untuk mendekatkan diri pada hasil positif.
Jadi ya sebenarnya bebas-bebas saja memilih cara apa yang akan digunakan untuk mencapai target yang ditentukan.