Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Pemandangan Indah Redistribusi Ekonomi Mudik dan Lebaran 2022, Semoga Tak Tertutup Awan Inflasi

9 Mei 2022   13:47 Diperbarui: 10 Mei 2022   12:46 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemudik Motor Berdatangan dari Sumatra via Pelabuhan Merak. (Foto: KOMPAS.COM/RASYID RIDHO)

Extravaganza Hari Raya Idul Fitri 1443 dengan segala pernak dan perniknya termasuk perjalanan mudik kini telah memasuki masa extra time.

Sebagian pemudik sudah kembali ke kota tempat mereka  berkegiatan ekonomi sehari-hari, sebagian lainnya, karena pemerintah memperpanjang masa libur sekolah dan membuka kesempatan bagi para pekerja untuk bekerja dari rumah alias WFH, masih menikmati aktifitas "mudiknya."

Kebijakan memberi waktu tambahan liburan bertujuan untuk memecah arus balik mudik agar tak terkonsentrasi dalam waktu yang bersamaan sehingga akhirnya menimbulkan kemacetan parah.

Mudik tahun 2022 ini menjadi momen silaturahmi yang selama dua tahun sempat terputus lantaran pandemi Covid-19 yang saat itu masih mengganas. 

Ritual sosial yang ditandai dengan pergerakan jutaan manusia dari pusat-pusat ekonomi tempat mereka mengais rezeki menuju tanah kelahiran untuk sementara waktu.

Pemerintah memperkirakan lebih dari 85 juta orang atau nyaris sepertiga dari jumlah total penduduk Indonesia melakukan perjalanan mudik tahun ini.

Secara sosial, budaya mudik merupakan sendi utama penopang ikatan primodial di kalangan masyarakat Indonesia sekaligus menjadi momen indah untuk saling berbagi rezeki, cerita sukses maupun cerita duka, serta romantisme masa kecil dengan handai taulan di kampung halaman.

Pergerakan manusia dalam jumlah gigantic seperti itu tentunya akan diikuti pula dengan pergerakan uang.

Tingkat perputaran uang yang besar dan cepat atau dalam teori ekonomi disebut Velocity of Money akan mendorong kenaikan jumlah produksi barang dan jasa terutama sektor ekonomi riil.

Dengan demikian, aliran "duit kota" yang dibawa oleh pemudik ke daerah-daerah tempat mereka berasal dapat menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi regional yang ujungnya  bisa menjadi pendongkrak pertumbuhan ekonomi secara nasional.

Alhasil, secara ekonomi kegiatan mudik dan Lebaran 2022, seperti juga tahun -tahun sebelumnya saat pandemi belum berkecamuk akan berpengaruh sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dalam perhitungan Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi, dengan asumsi 85 juta orang yang akan melakukan perjalanan mudik dan setiap pemudik mengeluarkan uang rata-rata Rp.1,5 juta maka nilai ekonomi mudik 2022 mencapai Rp. 175 triliun.

Suara senada juga diungkapkan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno yang menyebutkan potensi wisata saat lebaran bisa menembus angka Rp. 72 triliun.

Pun Kementerian Desa dan Transmigrasi menurut kalkulasinya angka perputaran uang di daerah diperkirakan akan meningkat hingga 75 persen.

Untuk memenuhi kebutuhan uang tunai! Masyarakat selama mudik dan Idul Fitri 1443 H, Bank Indonesia telah menyiapkan uang tunai sebanyak Rp. 175, 26 triliun, meningkat 13,5 persen dari tahun lalu.

Dalam pendekatan teori ekonomi, fenomena seperti ini disebut dengan redistribusi ekonomi atau redistribusi kekayaan, yang berarti terjadinya perpindahan kekayaan atau uang dari satu daerah ke daerah lainnya atau dari indovidu satu ke individu lainnya.

Redistribusi ekonomi dari kota-kota besar terutama dari wilayah Jabodetabek ke daerah-daerah tujuan mudik pada gilirannya bisa menstimulasi aktivitas produktif masyarakat dan pertumbuhan ekonomi daerah, yang di dominasi oleh para pelaku usaha kecil (UMKM).

Apalagi faktanya, perekonomian Indonesia secara keseluruhan ditopang oleh ekonomi konsumsi dalam negeri yang mencapai 56 persen dari pertumbuhan Produk domestik Bruto (PDB) Nasional.

Hampir dapat dipastikan perekonomian Indonesia bakal melejit imbas dari extravaganza Lebaran dan mudik ini.

Sejumlah pengamat ekonomi memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal II 2022 bakal berada di kisaran 5 persen hingga 5,2 persen.

Dalam perhitungan banyak pengamat ekonomi, dengan perputaran uang sebesar Rp 175 triliun maka kontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 1 persen.

Namun, pemandangan asumsi perekonomian yang cukup indah di masa Lebaran tersebut bisa tak nyata andai pemerintah tak mampu mengelola stabilitas harga berbagai kebutuhan barang dan jasa.

Ancaman instabilitas harga berpotensi mengerek inflasi yang diperkirakan bakal melejit. Inflasi bulanan pada saat mudik dan Lebaran 2022 pada bulan April diperkirakan oleh sejumlah pandit ekonomi nasional bakal berada di kisaran 1 hingga 1,5 persen.

Perhitungan angka inflasi bulanan yang cukup tinggi tersebut, merupakan imbas dari tiga macam inflasi,yakni inflasi akibat tingginya permintaan, inflasi lantaran biaya produksi yang naik, dan inflasi yang terjadi karena faktor musiman.

Hal ini lah yang harus benar-benar diperhatikan secara seksama oleh pemerintah, atau jika kemudian inflasi ini given alias tak terhindarkan akibat konsekuensi dari lonjakan pertumbuhan ekonomi, maka pemerintah harus menjaga betul daya beli masyarakat agar mampu menghadapi kenaikan harga akibat inflasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun