Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kabar Kudeta Terhadap Vladimir Putin Menguat, Apakah Bakal Menjadi Kenyataan?

4 Mei 2022   14:10 Diperbarui: 5 Mei 2022   13:13 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak beberapa waktu lalu, setelah Rusia menginvasi Ukraina rumor kudeta terhadap kepemimpinan Vladimir Putin di Rusia terus bergulir.

Sejumlah media barat merilis kemungkinan kudeta terjadi di Rusia. Koran yang sangat dihormati, The Washington Post merilis artikel di halaman opininya dengan judul cukup provokatif pada 6 April 2022 "Is a Coup Againts Putin Possible?"

Kemudian media barat yang lain Independent.co.uk  menulis berita berdasarkan informasi dari pembisiknya di Rusia,  bahwa Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu akan memimpin kudeta tersebut.

Dasarnya,  hanya karena Shoigu tak terlihat bersama-sama Putin selama beberapa hari, setelah invasi militer Rusia ke Ukraina.

Infornasi-informasi terkait Rusia dan Ukraina belakangan memang harus benar-benar disaring dan dipahami secara utuh serta di cek secara berulang.

Lantaran kedua belah pihak, kerap menggoreng atau menciptakan berita yang setengah hoaks bahkan sepenuhnya hoaks.

Terakhir kabar Kudeta di Rusia dikabarkan oleh media daring Cityam.Com yang mengutip Alexander Sodolov Pandit yang memiliki spesialisasi tentang Pertahanan Rusia di The Center for European Policy Analysis.

Menurutnya, dalam dua minggu terakhir ini Presiden Putin telah bersiap untuk menghadapi kudeta. Kesimpulan Sodolov ini berdasarkan informasi yang diperolehnya bahwa telah terjadi protes sangat keras dari inner circle Kremlin terkait invasi Rusia ke Ukraina.

Untuk itu Putin telah memerintahkan untuk membersihkan 150 agen organisasi Intelejen Rusia FSB karena dianggap gagal menangani kritik pedas terhadap Putin.

Kondisi ini membuat hubungan FSB dengan Kremlin menjadi memanas. Apalagi dalam dua bulan terakhir 2 pejabat senior FSB dijadikan tahanan rumah oleh Putin.

Akibat isu ini, sejumlah mantan petinggi militer dan KGB bersiap untuk menendang Putin dari kursinya sebagai Presiden Rusia.

Kabar lanjutannya menyebutkan, bahwa sesaat setelah berhasil mengenyahkan Putin mereka akan segera menghentikan perang di Ukraina.

Menurut mereka dan konon kabarnya isu tersebut telah menyebar di kalangan masyarakat Rusia bahwa telah terjadi kesalahan strategi saat militer Rusia mulai menginvasi Ukraina.

Alhasil perang menjadi panjang dan kondisi ekonomi Rusia dikabarkan terus mengalami pemburukan akibat kebijakan Putin untuk menyerang Ukraina.

Sejumlah mantan petinggi militer Rusia kecewa berat melihat invasi militer Rusia ke Ukraina cenderung stagnan, tak mengalami kemajuan yang berarti.

Mereka yang kecewa terhadap Putin ini merupakan kelompok yang tergabung ke dalam "Siloviki"

Siloviki adalah istilah dalam bahasa Rusia yang berarti politisi aktif  yang berasal dari dinas intelejen dan keamanan serta militer Rusia. 

Mereka memiliki pengaruh sangat kuat di Rusia. Selama ini Siloviki menjadi pilar utama kekuatan politik Putin saat memimpin Rusia.

Andai kabar tersebut benar, berbaliknya posisi Siloviki ini bakal menjadi bahaya tersendiri bagi kekuasaan Putin di Rusia.

Analisis Sodolov terkait kemungkinan kudeta di Rusia,  diperkuat oleh pendapat oleh ahli Rusia Alexei Muraviev yang meyakini Putin tengah menghadapi ancaman kudeta dari para petinggi militer dan intelejennya.

Muraviev meyakini tindakan menyingkirkan Putin dari Kursinya sebagai Presiden Rusia akan dilakukan segera.

Karena tensi yang memanas antara Putin dan para pejabat militer dan intelejen terua bereskalasi.

Kita tak pernah tahu apakah kabar ini hanya sebatas rumor yang didasari informasi tidak valid atau memang rumor ini memang sesuatu yang sedang terjadi di Rusia saat ini.

Perang informasi dan opini terkait Rusia dan Ukraina ini sungguh sangat membingungkan karena kita kehilangan keyakinan atas informasi yang ada, lantaran sulit sekali memperoleh informasi yang terverifikasi validitasnya.

Namun, jika kita menggunakan nalar sangat mungkin analisis Sodolov dan Muraviev memang sedang terjadi di Rusia.

Lantaran sampai saat ini perang belum kelihatana ujungnya, sementara ekonomi Rusia pastinya akan mengalami penurunan yang sangat signifikan akibat terdampak perang.

Pendapatan berkurang, sementara pengeluaran terutama untuk kepentingan perang meningkat. Di sisi lainya Rusia secara ekonomi tertekan akibat berbagai sanksi yang dijatuhkan oleh mitra dagang terbesarnya, pihak Barat.

So, apakah mungkin Vladimir Putin di Kudeta dan lengser dari jabatannya sebagai  Presiden Rusia, ya mungkin saja.

Toh segala kemungkinan bisa saja terjadi, meskipun saya ragu bakal menjadi kenyataan.

But sekali lagi, kita tak pernah tahu pergolakan seperti apa sebenarnya yang kini sedang terjadi di dalam negeri Rusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun