Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Setelah Tiga Hari Dilarang, Kini CPO Boleh Diekspor Kembali, Episode Buruk Lain dari Sebuah Kebijakan Era Jokowi

27 April 2022   09:24 Diperbarui: 27 April 2022   10:26 1113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Eh 15  hari kemudian Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengkoreksi kebijakan tersebut dengan berbagai alasan persis seperti saat ini.

Tak ajegnya sebuah kebijakan dibuat memperlihatkan buruknya sebuah proses pengambilan keputusan di era Pemerintahan Jokowi jilid dua tersebut.

Kebijakan yang dibuat terkesan sangat mentah dan tak melihat seluruh aspek secara komprehensif.

Tak heran jika kemudian menurut sejumlah survei terbaru yang dilakukan oleh berbagai institusi survei kredibel seperti Indikator Politik Indonesia dan Litbang Kompas.

Kepuasan masyarakat terhadap kinerja Pemerintah Jokowi terus mengalami tren penurunan.

Lembaga survei, Indikator Politik Indonesia yang melakukan pengambilan sampel uji pada 14 April-19 April 2022 terhadap 2000 responden  memotret penurunan tajam kepuasaan masyarakat terhadap pemerintahan Jokowi.

Secara umum tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi hanya sebesar 59,9 persen, adapun yang tidak puas mencapai 38,6 persen.

Kepuasan publik ini menurun dibanding survei sebelumnya yang dilakukan bulan Januari 2022 yang mencapai angka diatas 70 persen.

Pemerintah belakangan sepertinya kehilangan fokus dalam mensejahterakan rakyatnya, seperti yang terlukis dalam survei Litbang Kompas terbaru.

Publik menilai pemerintah lebih memgutamakan pembangunan Ibukota Negara Baru (IKN) dibandingkan memperbaiki kondisi ekonomi dan tingginya harga kebutuhan pokok.

Sebanyak 51,3 persen masyarakat berpendapat pemerintah lebih fokus pada IKN di banding urusan domestik yang lain, termasuk mengurus tingginya harga kebutuhan pokok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun