Yang ada dipikiran mereka bagaimana caranya men-disgrace capaian pemerintah Jokowi sedemikian rupa sehingga terlihat buruk di mata masyarakat.
Tapi hingga titik tertentu hal tersebut bisa memberi efek postif sebagai kontrol terhadap jalannya pemerintahan agar tak terlena.
Namun, apabila dilakukan dengan dosis berlebihan efeknya akan sangat buruk bagi kesehatan berbangsa dan bernegara.
Hal itu bisa kita saksikan setiap hari di media sosial, saling caci maki antara "kadrun" dan "cebong" terus memanas belakangan di tengah masyarakat.
Setiap kesempatan untuk menjelek-jelekan pemerintah dimaksimalkan, bahkan hingga jauh dari keadaban.
Demokrasi dan kebebasan berpendapat katanya telah diberangus yang  pendapat teesebut disampaikan sambil mencaci maki, kalau benar pendapat itu mungkin si pencaci maki itu tak akan bisa mencaci maki.
Semua narasi-narasi negatif lebih banyak untuk menuntaskan syahwat politik keinginan berkuasa saja sebenarnya, dengan menjual nama rakyat.
Padahal rakyat yang mana yang mereka wakili saja tak jelas.Â
Marilah kita bersikap obyektif, itu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H