Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Depak Menteri yang Terus Goreng Isu Perpanjangan Masa Jabatan Presiden

6 April 2022   14:05 Diperbarui: 6 April 2022   14:10 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


"Jangan sampai ada lagi yang menyuarakan lagi mengenai urusan penundaan, urusan perpanjangan, nggak"

Itu kalimat yang tak terlalu panjang dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam sidang Paripurna yang dihadiri seluruh anggota Kabinet dan Lembaga Negara Selasa (05/04/22), seperti yang saya saksikan lewat channel Youtube milik Sekretariat Presiden.

Kalimat pendek Jokowi tersebut diharapkan dapat didengar dengan baik oleh para menteri di kabinetnya, terutama oleh beberapa menteri yang belakangan gemar menggoreng isu perpanjangan masa jabatan presiden.

Kita tahu lah siapa-siapa saja di Kabinet Jokowi yang memainkan isu perpanjangan masa jabatan presiden. salah satunya Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Ia bahkan mengaku-ngaku memiliki "big data" yang menunjukan data bahwa lebih dari 110 juta penduduk Indonesia mendukung perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan Pemilu 2024.

Bahkan Luhut sempat menyeret dan menunggangi Asosiasi Kepala Desa (Apdesi) menjadi "corong" narasi perpanjangan masa jabatan presiden sehingga kegaduhan menjadi semakin riuh.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pun sempat menyuarakan hal yang sama, dengan menunggangi suara petani sawit di Riau.

Beberapa bulan sebelumnya, mungkin anggota kabinet pertama yang menyuarakan isu perpanjangan masa jabatan presiden ini adalah Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.

Saya sepakat dengan ungkapan Presiden Jokowi dalam pengantar sidang Paripurna tersebut, bahwa para menteri harus fokus bekerja dalam menangani kesulitan-kesulitan yang kini tengah dihadapi masyarakat, terutama dalam hal ekonomi alih-alih menimbulkan polemik yang sebenarnya tidak perlu.

Masyarakat saat ini sedang menanggung kondisi yang tidak mudah, hampir semua bahan kebutuhan pangan harganya beranjak naik. Pun demikian dengan harga energi, seperti yang terjadi pada BBM jenis Pertamax 1 April 2022 lalu.

Tata niaga minyak goreng belum jelas arahnya kemana, Kedelai pun tak tertangani dengan baik. Apalagi dalam beberapa hari ke depan mudik bakal menjadi isu nasional yang membutuhkan perhatian khusus dari para menterinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun