Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kebencian Politis Jangan Ada Lagi, Antara MotoGp Mandalika dan Formula E Ancol

20 Maret 2022   15:04 Diperbarui: 20 Maret 2022   15:20 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akun-akun media sosial ber-follower besar yang dimiliki oleh orang-orang yang dikenal "beroposisi" dengan pemerintah belakangan terus berusaha keras mengecilkan atau mencoba menisbikan gelaran MotoGp yang diinisiasi oleh Pemerintah Jokowi.

Mereka seolah tengah berusaha melakukan framing  bahwa event MotoGP  yang diselenggarakan Minggu 20 Maret 2022 tak sukses dan penuh masalah.

Mereka lebih menyukai MotoGP Mandalika itu gagal dan jauh dari kata sukses agar mereka bisa menunjukan bahwa Pemerintah Jokowi sang inisiator tak kompeten.

Sehingga mereka memiliki bahan untuk mendiskreditkan Pemerintahan Jokowi. Dan anehnya jika diamati dari cuitan-cuitan di media sosial mereka yang ingin melihat gelaran MotoGP ini "gagal", adalah mereka yang mati-matian membela gelaran formula E Ancol Jakarta yang diinisiasi oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Kita tahu lah secara politik Anies Baswedan ini dianggap sebagai simbol  tokoh "oposisi" oleh para pihak yang selama ini berseberangan dengan pemerintah Jokowi atau mereka yang selama dua kali Pilpres, 2014 dan 2019 menjadi pemilih Prabowo.

Di lain pihak, akun-akun media sosial yang selama ini mendukung mati-matian gelaran MotoGP Mandalika, berusaha melakukan framing "buruk" terhadap event Formula E yang rencananya akan diselenggarakann pada Juni 2022 yang akan datang.

Setiap hal positif yang dinarasikan oleh kedua gelaran otomotif berkelas dunia, selalu dimaknai negatif oleh kedua kelompok yang dalam Pilpres lalu dikenal  sebagai Cebong dan Kampret ini.

Sungguh menyedihkan memang, hajatan besar otomotif kelas dunia  yang menjadi etalase wajah Indonesia dijadikan ajang balas dendam mereka yang terbelah secara politik.

Seharusnya, mereka menyadari bahwa event besar otomotif tersebut bukan hanya untuk Jokowi atau Anies Baswedan, tetapi bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Kedua hajatan tersebut memang pastinya memiliki kekurangan masing-masing dalam banyak hal, tapi bukan berarti harus ramai-ramai dihakimi atau dicari-cari kesalahannya.

Media-media konvensional pun kerap memanas-manasi situasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun