Kenyataan pahit terkait langkanya minyak goreng ini dirasakan benar oleh rakyat Indonesia saat Presiden Jokowi dan para pejabat tengah asyik berkemah.
Entah apa yang terjadi dengan Jokowi saat ini, mungkin ia alpa memberi perhatian terhadap salah satu bahan pangan strategis nasional karena saking banyaknya persoalan yang tengah dihadapi negara ini.
Tapi, masa sih ia tak mendengar jeritan rakyat dan gambar-gambat antrian masyarakat untuk membeli minyak goreng dengan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan sendiri oleh Pemerintahnya.
Jokowi kan dikenal sangat well informed dan responsif terhadap keluhan rakyat, bahkan ia bisa tahu percakapan grup WA dikalangan keluarga TNI yang membicakan tentang IKN.
Masa sih untuk urusan mahal dan langkanya minyak goreng tak ia dengar dan respon secara langsung.
"Akh kalian rakyat kan seharusnya tahu, masa urusan minyak goreng saja harus presiden yang urus, kan ada Menterinya yang mengurus langka dan mahalnya minyak goreng"
Ya, karena Menteri Perdagangan tak becus mengurus ini, berbulan-bulan urusan minyak goreng tak beres-beres.
Coba di jaman Pemerintahan mana fenomena "minyak goreng sesuai HET langka, sementara minyak goreng di atas harga HET bejibun"
Dan itu terlihat secara jelas dan terang, Kemendag dan Satgas Pangan malah kebingungan mengapa fenomena itu bisa terjadi.
It's your turn pak Jokowi, mereka semua kurang kompeten menyelesaikan masalah minyak goreng ini.
Ayolah bapak turun tangan, coba dong disela kemping bapak di titik nol IKN Nusantara, mumpung lagi kumpul perintahkan dengan tegas dan bila perlu keras agar pihak-pihak terkait segera menyelesaikan sengkarut tata niaga minyak goreng ini