Joe Biden menegaskan bahwa Amerika Serikat tak akan mengirimkan pasukannya untuk membantu Ukraina dalam menghadapi Invasi Rusia.
Presiden Amerika SerikatPun demikian dengan aliansi militer NATO, karena Ukraina hingga saat ini bukan merupakan anggota mereka, sehingga tak ada kewajiban untuk membantu Ukraina secara militer, apalagi sampai menurunkan pasukan.
Seperti dilansir BBC.Com, Biden dan pemerintahannya memang mengutuk keras agresi militer  Rusia ke wilayah Ukraina, dan kini tengah bersiap untuk memberikan sanksi ekonomi terhadap Rusia.
Namun sanksi ini pun terkesan bakal keluar setengah hati, lantaran semua mafhum kondisi ekonomi Amerika Serikat tak sedang baik-baik saja, Inflasi mereka sangat tinggi, pertumbuhan ekonominya baru menggeliat setelah rusak akibat dihajar pandemi dua tahun terakhirÂ
Jadi agak sulit bagi AS untuk memberikan sanksi yang cukup keras pada Rusia, lantaran di ujungnya sanksi ekonomi yang diberikan akan berimplikasi buruk bagi perekonomian AS dan Uni Eropa terutama terkait energi.
Apalagi jika menilik kepentingannya, Amerika Serikat menyadari mereka tak memiliki kepentingan apapun di Ukraina dan kawasan di sekitarnya.
Ukraina bukan negara tetangga dekat yang stabilitas keamanannya akan berpengaruh langsung pada keamanan dalam negeri mereka.
Kemudian, lokasi Ukraina tak juga berada di dekat pangkalan militer AS. Secara ekonomi Ukraina  bukan merupakan mitra dagang utama.Â
Sanksi yang akan ditimpakan pada Rusia pun lebih kepada partisipasi mereka terhadap keamanan dunia dan sisi kemanusian bukan tentang Ukraina sebagai sebuah negara.
Lebih jauh lagi, Biden pun secara politik keamanan sudah berhitung jika pasukan AS dibantu aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) membantu pasukan Ukraina secara terbuka melawan invasi Rusia, bisa jadi akan memicu perang nuklir.
Tak ada jaminan Putin tak akan menekan tombol rudal balistik berhulu ledak nuklir jika mereka tertekan, yang bisa menimbukan bencana nuklir yang melululantakan bumi dan sekalian isinya.