Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

BPJS Ketenagakerjaan Harus Lebih Komunikatif dan Transparan Untuk Menyikapi Polemik JHT

17 Februari 2022   14:33 Diperbarui: 17 Februari 2022   14:48 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menelisik laporan keuangan BPJS Ketenagakerjaan, terjadi penurunan secara konsisten tingkat pengembalian investasi  atau Yield on Investment (YOI) selama 12 tahun terakhir.

Pada tahun 2010 silam, dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan sebesar Rp. 99,8 triliun dengan YOI msncapai 12 persen sehingga menghasilkan nilai imbal hasil sebesar Rp. 10,79 triliun.

Lalu tahun 2011, dana kelolaan naik menjadi Rp. 111,78 triliun dan memang diikuti dengan naiknya imbal hasil investasinya menjadi Rp. 11,58 triliun, tetapi YOI-nya turun menjadi 11,57 persen.

Pada 2012, dana investasi kembali meningkat menjadi Rp132,83 triliun dan hasil investasi sebesar Rp12,92 triliun. Namun, YOI semakin ciut menjadi 10,83 persen.

BPJS Ketenagakerjaan masih terus mencatatkan YOI dua digit hingga 2014 lalu. Kemudian, YOI pada 2015 turun menjadi satu digit, yakni 8,94 persen.

Selanjutnya, dana investasi dan hasil investasi terus meningkat sejak 2018 hingga 2020. Namun, tak diiringi dengan peningkatan YOI.

Tercatat, dana kelolaan pada 2018 sebesar Rp364,88 triliun dengan hasil investasi sebesar Rp27,27 triliun. Sementara, YOI hanya 8,15 persen.

Lalu, dana investasi pada 2019 naik menjadi Rp431,98 triliun dan hasil investasi juga meningkat menjadi Rp29,15 triliun. Namun, YOI anjlok ke 6,75 persen.

Pada tahun 2020, YOI sempet naik menjadi 7,38 persen tetapi belum sampai ke dua digir seperti 6 tahun sebelum

Padahal dana kelolaannya naik mencapai Rp. 486,36 triliun dan imbal hasilnya pun naik menjadi Rp. 32,3 triliun.

Meskipun demikian penurunan YOI di BPJS Ketenagakerjaan ini bukan otomatis menunjukan adanya dugaan laku lancung korupsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun