Sebenarnya sumber kericuhan antara Warga Desa Wadas dengan pihak Aparat Kepolisian yang ramai menjadi bahan perbincangan publik dua hari belakangan ini bukan tentang pembangunan Waduk Bener yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional.
Tetapi masalah penambangan batu andesit yang berada di perut Bukit Wadas lah sumber masalahnya.
Nah, Batu Andesit  hasil penambangan dari Bukit Wadas ini,  menurut Pemerintah dalam hal ini Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR rencananya akan digunakan sebagai material pembangunan Bendungan atau Waduk Bener.
Menurut Pejabat Pembuat Komitmen Bendungan Bener, M. Yushar seperti dilansir ProjectMultatuli.org, untuk kebutuhan pembangunan Bendungan Bener dibutuhkan 8,5 juta meter kubik Batu Andesit yang rencananya untuk memenuhi kebutuhan tersebut akan ditambang dari Bukit Wadas.
Bukit Wadas sendiri menyimpan kandungan Batu Andesit sebanyak 40 juta meter kubik. Mengapa Batu Andesit dari Bukit Wadas dipilih sebagai material pembangunan Bendungan Bener?
Selain memenuhi spesifikasi teknis seperti kekerasan dan sudut gesernya. Menurut Yushar Volumenya juga memenuhi syarat dan jarak antara lokasi penambangan dan tempat pembangunan bendungan sangat dekat hanya 10,5 km saja. Artinya terkait anggaran bisa lebih hemat.
Namun demikian, bukan berarti tanpa material Batu Andesit asal Bukit Wadas pembangunan Bendungan Bener tak bisa dilaksanakan atau kualitasnya akan berkurang.
Toh menurut sejumlah sumber bacaan yang saya dapatkan, penghasil Batu Andesit di Indonesia bukan hanya di Bukit Wadas.
Jadi sebenarnya Batu Andesit tak harus berasal dari Bukit Wadas tetapi atas dasar perhiungan bisnis dan anggaran lebih baik didatangkan dari lokasi penghasil Batu Andesit terdekat.
Batu Andesit, merupakan jenis batuan tektonik yang berasal dari gunung berapi. Dan kita tahu Indonesia dari Sabang sampai Merauke kecuali Pulau Kalimantan dipenuhi oleh gunung berapi makanya Indonesia di juluki negara Cincin Api.