Arteria Dahlan tengah menuai badai, permasalahan dengan masyarakat Sunda yang tadinya ia anggap sepi kini membuatnya perih tak berperi.
Untaian kata maaf yang ia ucapkan terlepas berasal dari lubuk hati yang paling dalam atau karena keadaan yang terpaksa harus ia ucapkan tak cukup meredam kemarahan masyarakat suku Sunda.
Kini tak hanya Arteria Dahlan yang menjadi sasaran, PDIP partai politik yang menaunginya harus terkena getah akibat ucapannya yang dianggap menghina bahasa Sunda dan tingkah arogannya meremehkan suku yang kebanyakan berdiam di wilayah barat Pulau Jawa ini.
Tagar #SundatanpaPDIP menggema menjadi trending topik di platform media sosial Twitter. Hingga tulisan ini dibuat tadi malam, tak kurang 8 ribu lebih cuitan dengan tagar tersebut.
Ada sejumlah faktor sebenarnya yang membuat situasinya menjadi eskalatif seperti saat ini.
Pertama, karena faktor sosok Arteria Dahlan-nya sendiri yang penuh kontroversi. Berkali-kali ia berucap dan bertindak arogan sehingga menimbulkan kegaduhan di media sosial.
Tentunya kita masih ingat, saat Arteria menunjuk-nunjuk sambil berujar dengan nada tinggi tanpa kesantunan kepada Profesor Emil Salim dalam sebuah acara talkshow di salah satu stasiun televisi swasta.
Padahal kita tahu Prof Emil Salim, seorang tokoh bangsa sepuh yang sangat dihormati.
Kemudian, saat ia berseteru dengan seorang wanita yang kemudian diketahui istri seorang anggota TNI di Bandara Soekarno-Hatta.
Kedua, karena faktor PDIP, kita tahu Arteria merupakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dari Fraksi partai berlambang Banteng bermoncong putih.
Selain itu kita kenal PDIP sebagai partai yang kerap mengusung isu toleransi sebagai jargonnya, yang berkaitan dengan nasionaliame dan Pancasila yang ber-Bhineka Tunggal Ika.