Perpanjangan masa jabatan presiden itu tak sesederhana perpanjang masa untuk menentukan kesebelasan sepakbola mana yang maju ke babak final sebuah turmanen sepakbola yang menggunakan sistem gugur.
Kenapa demikian, perpanjangan waktu dalam pertandingan sepakbola aturannya sudah sangat jelas, jika pertandingan dalam waktu 2x90 menit berakhir imbang dan sistem yang digunakan dalam turnamen itu sistem gugur maka untuk menentukannya harus melalui perpanjangan waktu, itu aturannya.
Sementara perpanjangan waktu untuk jabatan masa presiden itu sangat rumit, dan itu harus benar-benat karena keadaan darurat yang tak terhindarkan.
Yang batasan daruratnya saja mungkin tak akan ajeg, karena pasti menghasilkan multi tafsir sesuai dengan kepentingan masing-masing penafsir.
Selain itu, andai pun alasan kedaruratannya terpenuhi, ada syarat-syarat tertentu yang harus terpenuhi apabila perpanjangan masa jabatan presiden akan diberlakukan dan tak menjadi pemicu chaos.
Menurut sejumlah pengamat politik, syarat-syarat itu diantaranya stabilitas sosial, politik, dan terutama ekonomi.
Apakah syarat-syarat itu ada di Indonesia saat ini?
Kita harus ingat, Indonesia dan seluruh negara di dunia ini tengah menghadapi gelombang pandemi Covid-19 yang tak tahu kapan berakhirnya.
Kondisi tersebut tentu saja sangat berpengaruh terhadap stabilitas sosial, politik, dan ekonomi Indonesia.
Secara sosial tingkat kemiskinan kini menunjukan angka kenaikan, pun demikian dengan politik, residu polarisasi akibat dua kali pilpres dan Pilkada DKI masih sangat terasa menghantui bangsa ini.
Setali tiga uang dengan ekonomi, ekonomi kita meski mulai menunjukan perbaikan yang signifikan, tetapi masih belum baik-baik saja, masih sangat rentan terhadap goyangan situasi termutakhir.
