Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tak Ada Keajaiban Meski Bermain Lebih Baik, Timnas Garuda Tahan Thailand 2-2

1 Januari 2022   21:24 Diperbarui: 1 Januari 2022   21:35 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara matematis Indonesia masih  berpeluang untuk merebut Piala AFF 2020, kendati memang sangat tipis, tapi peluang itu masih ada.

Kembali melawan Timnas Thailand di laga final leg kedua yang memiliki margin keunggulan 4 gol bukan perkara mudah bagi Indonesia untuk membalikan keadaan, hanya keajaiban yang memungkinkan Indonesia memboyong Piala AFF untuk pertama kalinya ke Tanah Air.

Memang jika mengacu pada istilah bola itu bundar segala kemungkinan bisa terjadi. Tentunya kita masih ingat saat pertandingan di Liga Champions 2017 antara Barcelona versus Paris Saint Germain (PSG).

Saat itu di leg pertama laga 16 besar  Barcelona dilibas PSG 0-4 di Paris. Tetapi tim asuhan Luis Enrique membalikan keadaan di laga leg kedua dengan skor 6-1, yang membawa mereka lolos ke babak 8 besar dengan agregat 6-5.

Namun harus diingat, Indonesia bukan Barca dan Thailand juga bukan PSG. Suka atau tidak kualitas timnas Indonesia saat ini, setingkat di bawah timnas asuhan Alexandre Polking.

Selain itu jika kita amati data seperti dilansir situs AFF,  pada rentetan kejadian Final Piala AFF sejak tahun 1996 keajaiban seperti itu tak pernah terjadi.

Apalagi kemudian entah apa yang terjadi, seperti dilansir sejumlah media, menjelang pertandingan final leg kedua, Pemerintah Singapura  melarang 4 pemain Indonesia untuk tampil, dengan alasan melanggar aturan bubble.

Keempat pemain yang dilarang tampil 2 diantaranya adalah andalan Indonesia di lini belakang Elkan Baggot dan Rizky Ridho ditambah Viktor Igbonefo serta Rizky Dwi.

Kondisi ini sepertinya tak terlalu  berpengaruh langsung terhadap timnas Indonesia. Di leg kedua final ini Indonesia bermain lepas dan jauh lebih baik dibanding laga leg pertama.

Acungan jempol patut diberikan kepada para punggawa muda Garuda  meskipun peluang dianggap sangat tipis bagi Indonesia tetapi mungkin karena itulah mereka menjadi bermain lepas, nothing to lose.

Meskipun memang keajaiban untuk meraih juara Piala AFF 2020 itu tak terjadi, pada final leg kedua di Sabtu (01/01/22) malam ini, tim asuhan Shin Tae Yong,  Asnawi dan kawan-kawan mampu mengimbangi permainan Chanathip Songkrasin dan kawan-kawan, meskipun hanya berhasil menahan imbang Pasukan Gajah Perang Thailand  dengan skor 2-2.

Kali ini Shin Tae Yong menerapkan  formasi 4-2-3-1, sementara Polking menyiapkan formasi 4-3-3 dengan menurunkan seluruh pemain terbaiknya.

Lini belakang setelah Rizky Ridho dilarang tampil, Indonesia menempatkan Alfeandro Dewangga dan Fachrudin Aryanto sebagai dua bek tengah diapit  Asnawi Mangkualam di kanan dan Pratama Arhan di kiri.

Egi Maulana Vikri kali ini dipasang sebagai starter di lini tengah, bersama Ramai Rumakiek, Ricky Kambuaya, Witan Sulaeman dan Rachmat Irianto.

Striker kembali ditempati oleh Dedik Setiawan, seperti halnya penjaga gawang ditempati oleh Nadeo Argawinata.

Wasit Jordania, Ahmad Faisal meniup peluit tanda peetandingan dimulai. Thailand langsung menekan pertahanan Indonesia, tetapi agak berbeda dengan leg pertama, Indonesia lebih percaya diri.

Mampu menangkis serangan dan balik melakukan serangan balik dan berani memegang bola. Hingga menit ke-5 jual beli serangan antara 2 kesebelasan terus terjadi.

Gol pertama terjadi di menit 9 bagi Indonesia lewat tendangan Ricky Kambuaya dari dalam kotak pinalti setelah menerima sodoran dari Ramai Rumakiek.

INDONESIA 1 THAILAND 0

Selepas gol, Thailand langsung menyerang pertahanan Indonesia, untungnya tendangan Suphachok berhasil ditepis Nadeo.

Thailand  mendapat 2 tendangan penjuru secara berturut-turut, salah satunya membuka ruang bagi Suphacok untuk melakukan tendangan, untungnya tendangannya hanya menyentuh mistar gawang Indonesia.

Hingga menit ke-25 penguasaan bola antara dua tim terlihat seimbang, meskipun secara statistik seperti dilansir situs AFF,  Thailand lebih banyak menguasa bola yakni 54 persen berbanding 46 persen untuk Indonesia.

Setelah menit ke-25 Indonesia lebih banyak menekan pertahanan Thailand, serangan bertubi-tubi dilancarkan Garuda muda.

Beberapa peluang lahir bagi Indonesia namun belum bisa dimaksimalkan oleh para penyerang Indonesia. 

Thailand ternyata bisa juga kocar kacir ditekan serangan Indonesia. Lini tengah Indonesia tampil cukup agresif.

Kondisi ini terus berlangsung hingga menit ke-40, Thailand hanya biss bertahan sambil sesekali melakukan serangan balik.

Laga babak pertama berakhir tetap untuk keunggulan Indonesia 1-0. Di babak ini Thailand bermain tak terlalu nyaman hasil pressing ketat yang dilakukan oleh para pemain Indonesia.

Intinya di babak pertama permainan tim Indonesia lebih baik dibandingkan Thailand. Possesion ball sedikit lebih dikuasai Indonesia 50,8 persen berbanding 49,2 persen Thailand.

Babak kedua dimulai, Thailand langsung mengganti tiga pemainnya. Sementara Shin Tae Yong belum melakukan pergantian pemain.

Tim asuhan Polking langsung menekan pertahanan Indonesia, mereka memperagakan permainan ball position dengan memainkan tempo pertandingan.

Hingga menit ke-50 Thailand terus mengepung pertahanan Indonesia, hingga akhirnya pada menit ke-55 pemain Thailand yang baru masuk Abisak berhasil menjebol gawang Nadeo.

Setelah menfaatkan bola liar di dalam kotak pinalti Indonesia. 

INDONESIA 1 THAILAND 1.

Tak mengendurkan tekanan para pemain Thailand terus menekan Indonesia, dua menit kemudian Sarach Yoyeen melalui tendangan dari luar kotak pinalti kembali menjebol gawang Indonesia, dan Thailand berbalik unggul.

INDONESIA 1 THAILAND 2

Setelah kebobolan untuk kedua kalinya, Indonesia mulai keluar menyerang. Beberapa kesempatan peluang emas berhasil dihasilkan dari kombinasi serangan para pemain tengah Indonesia. Tetapi sayang belum berhasil menambah gol untuk menyamakan kedudukan.

Secara keseluruhan hingga menit ke-70 para pemain Thailand lebih menguasai jalannya pertandingan melalui kombinasi bola-bola pendek dan lambung dari sayap.

Organisasi permainan Thailand terlihat sangat baik di babak kedua ini. Mereka memainkan bola dengan mengalirkan bola dari kaki ke kaki, berpindah dari sisi lapangan yang satu ke sisi lainnya di wilayah sepertiga lapangan pertahanan Indonesia.

Ball position yang dominan membuat Thailand terus menekan pertahanan Indonesia. Kondisi ini mengingatkan kita pada laga leg pertama saat di babak kedua berhasil menjebol tiga kali gawang Indonesia.

Meskipun demikian, serangan balik cukup cepat yang dilakukan Witan Sulaeman  berhasil memberikan umpan manis pada Egy yang kemudian berlari dan menembak ke sisi kiri gawang Kawin, dan GOOOOOL di menit ke-80.

INDONESIA 2 THAILAND 2

Setelah gol penyeimbang tercipta, Indonesia kembali bermain lebih percaya diri dan lebih banyak menguasai bola. 

Peluit panjang akhirnya ditiup wasit Ahmad Faisal, Indonesia 2 Thailand 2.

Dan Thailand untuk keenam kalinya berhasil meraih Piala AFF dengan agregat 6-2 

Apapun hasilnya laga final Piala AFF 2020 ini, kita harus memberikan apresiasi yang ssbesar-besarnya pada punggawa muda Garuda dan juru latih Shin Tae Yong.

Mereka bermain penuh determinasi, pantang menyerah, dengan organisasi permainan yang lebih baik.

Harapan masih terbentang lebar ke depan bagi punggawa muda Garuda... Semangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun