RIbuan warung kopi bermunculan bak cendawan di musim hujan di Indonesia dan dunia untuk memenuhi kebutuhan manusia modern.
Minum kopi, kini bukan sekedar meminum secangkir kopi, mereka yang didominasi oleh kelas menengah menjadikan ritual minum kopi sebagai bagian dari kenikmatan estetis.
Mereka tak sekedar ingin minum kopi untuk menghalau rasa dahaga dan memenuhi hasratnya untuk "ngopi," tetapi minum kopi secara estetis.
Hidup dalam masyarakat urban-modern tak lagi dipandang sekedar sebagai pemenuhan keniscayaan belaka. Tetapi sesuatu yang secara estetis bisa dinikmati dengan berbagai pilihan gaya hidup yang beragam.
Diakui atau tidak budaya ngopi secara estetis ini dipelopori dan disebarkan ke seluruh dunia oleh warung kopi asal negeri Paman Sam, Starbuck.
Starbuck menjadi sumber inspirasi bagi para pemilik kedai kopi lokal, agar bisa menempatkan kedainya sebagai bagian dari "ngopi with a style."
Ngopi with a style, ini kemudian melahirkan tren kopi kekinian yang estetis. Minum kopi, bukan hanya perkara bubuk kopi diseduh air panas mendidih dengan gula atau tanpa gula.
Kopi kekinian penuh dengan gimmick, dicampur dengan aneka bahan minuman lainnya, pilihan gulanya pun beragam.
Salah satu merk lokal yang mampu memonetasi "ngopi with a style"menjadi sebuah usaha yang berkembang pesat dan mencatatkan keuntungan menggiurkan adalah Kopi Kenangan.
Kedai kopi yang didirikan tahun 2018 oleh pengusaha asal Bandung Edward Tirtanata dan rekannya James Pranoto.
Bermodalkan Rp.150 juta hasil patungan keduanya, mereka membuka Kedai Kopi Kenangan pertamanya di salah satu gedung di kawasan Sudirman Jakarta.
Lantaran timing dan positioning-nya tepat, kedai ini laris manis mengutip situs kopi kenangan.com, di hari pembukaan saja mereka sukses menjual 700 cup kopi.
Dalam 3 bulan gerai pertamanya telah balik modal. Edward kemudian membuka 2 gerai baru. Nama "Kopi Kenangan" lantas membumbung tak tertahankan.
Mereka bisa disebut pelopor brand lokal ngopi with a style dengan merek yang agak "norak." Tak lama berselang munculah merk kopi lokal Janji Jiwa, Kopi Kulo, Kelain Hati dan banyak lagi merek lainnya.
Upaya memang tak akan membohongi hasil, ditambah dengan sedikit keberuntungan kini Kopi Kenangan berhasil menjadi perusahaan makanan minuman dalam konsep ritel berlabel Unicorn pertama di Asia Tenggara.
Seperti dilansir Kompas.com, capaian itu diraih setelah Kopi Kenangan Grup mengumumkan mendapatkan Pendanaan Seri C tahap I senilai US$ 96 juta atau Rp. 1,3 triliun.
Konsorsium pendana dipimpin oleh Tybourne Capital Management, serta diikuti oleh investor di seri sebelumnya, Horizons Ventures, Kunlun, dan B Capital, serta satu investor baru Falcon Edge Capital.
Dengan pendanaan baru ini, valuasi Kopi Kenangan Grup menjadi US$ 1 miliar dan berhak untuk menobatkan dirinya menjadi perusahaan start-up Unicorn terbaru dari Indonesia.
Istilah Unicorn pertama kali diungkapkan oleh Collen Ailen pada tahun 2013 yang disematkan kepada perusahaan start up yang berhasil mencapai nilai valuasi sebesar US$ 1 miliar atau Rp. 14,2 triliun.
Tak mudah untuk mencapai posisi Unicorn ini, perusahaan dengan predikat Unicorn berarti perusahaan tersebut sudah dianggap mampu mengubah pola bisnis lama dengan menciptakan solusi inovatif, konsep dan model bisnis baru.
Sebelum Kopi Kenangan, Indonesia telah memiliki beberapa Unicorn lain diantaranya Gojek, Tokopedia yang kini merger menjadi GoTo, Bukalapak, Traveloka, Ovo, Ajaib, Xendi, dan J&T Express.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H