Bermodalkan Rp.150 juta hasil patungan keduanya, mereka membuka Kedai Kopi Kenangan pertamanya di salah satu gedung di kawasan Sudirman Jakarta.
Lantaran timing dan positioning-nya tepat, kedai ini laris manis mengutip situs kopi kenangan.com, di hari pembukaan saja mereka sukses menjual 700 cup kopi.
Dalam 3 bulan gerai pertamanya telah balik modal. Edward kemudian membuka 2 gerai baru. Nama "Kopi Kenangan" lantas membumbung tak tertahankan.
Mereka bisa disebut pelopor brand lokal ngopi with a style dengan merek yang agak "norak." Tak lama berselang munculah merk kopi lokal Janji Jiwa, Kopi Kulo, Kelain Hati dan banyak lagi merek lainnya.
Upaya memang tak akan membohongi hasil, ditambah dengan sedikit keberuntungan kini Kopi Kenangan berhasil menjadi perusahaan makanan minuman dalam konsep ritel berlabel Unicorn pertama di Asia Tenggara.
Seperti dilansir Kompas.com, capaian itu diraih setelah Kopi Kenangan Grup mengumumkan mendapatkan Pendanaan Seri C tahap I senilai US$ 96 juta atau Rp. 1,3 triliun.
Konsorsium pendana dipimpin oleh Tybourne Capital Management, serta diikuti oleh investor di seri sebelumnya, Horizons Ventures, Kunlun, dan B Capital, serta satu investor baru Falcon Edge Capital.
Dengan pendanaan baru ini, valuasi Kopi Kenangan Grup menjadi US$ 1 miliar dan berhak untuk menobatkan dirinya menjadi perusahaan start-up Unicorn terbaru dari Indonesia.
Istilah Unicorn pertama kali diungkapkan oleh Collen Ailen pada tahun 2013 yang disematkan kepada perusahaan start up yang berhasil mencapai nilai valuasi sebesar US$ 1 miliar atau Rp. 14,2 triliun.
Tak mudah untuk mencapai posisi Unicorn ini, perusahaan dengan predikat Unicorn berarti perusahaan tersebut sudah dianggap mampu mengubah pola bisnis lama dengan menciptakan solusi inovatif, konsep dan model bisnis baru.
Sebelum Kopi Kenangan, Indonesia telah memiliki beberapa Unicorn lain diantaranya Gojek, Tokopedia yang kini merger menjadi GoTo, Bukalapak, Traveloka, Ovo, Ajaib, Xendi, dan J&T Express.