Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

BBM Premium Direncanakan Dihapus 2022, Pertalite Menyusul?

24 Desember 2021   09:13 Diperbarui: 26 Desember 2021   19:31 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, simplifikasi produk yang dijual di SPBU hanya menjadi 2 varian BBM RON 92 (Pertamax) dan BBM RON 95 (Pertamax Turbo).

Idealnya memang bahan bakar bensin jenis Premium sudah lama dihapus di Indonesia karena dengan nilai oktan RON (Research Oktan Number) yang rendah berdampak buruk bagi lingkungan dan dalam jangka panjang bisa menimbulkan gangguan kesehatan.

Bensin Premium memiliki bilangan oktan 88, paling rendah dibandingkan semua jenis bahan bakar. Semakin rendah nilai oktan bahan bakar, semakin buruk pula kualitas dan dampaknya bagi lingkungan.

Menurut Pertamina, hanya 7 negara di dunia yang masih menggunakan bahan bakar yang memiliki oktan dibawah 90, yakni Indonesia, Banglades, Kolombia, Mesir, Mongolia, Ukraina, dan Uzbekistan.

Di wilayah ASEAN, Indonesia menjadi negara satu-satunya yang masih menggunakan bahan bakar ber-oktan di bawah 90.

Singapura misalnya, hanya menjual bahan bakar jenis bahan bakar minimal RON 92, Malaysia RON 95, Thailand dan Filipina RON 91, dan Vietnam RON 92.

Sebenarnya bahan bakar minyak jenis Premium dengan RON 88 masih banyak peminatnya di Indonesia lantaran harganya paling murah dibandingkan jenis BBM untuk kendaraan lain.

Coba subsidi BBM jenis Premium itu dicabut untuk kemudian dialihkan ke BBM jenis Pertamax yang memiliki RON di atas 90 pasti ceritanya akan berbeda.

Tapi kan cara berpikir pemerintah dan Pertamina, mereka ingin mendapat 2 hal sekaligus dari rencana penghapusan BBM jenis premium ini, mengurangi subsidi BBM dan mengurangi dampak kerusakan lingkungan.

Kenapa engga subsidinya saja yang di-shifting dari Premium ke Pertamax, ya karena uang yang harus dikeluarkan untuk subsidi akan semakin besar karena harga pokok pembelian BBM jenis Pertamax lebih tinggi dibanding Premium.

Selain itu kebijakan subsidi BBM pada masa Pemerintahan Jokowi agak berbeda dengan pemerintah sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun