Dengan reuni tersebut, para "Alumni 212" ingin menunjukkan dan mempertahankan eksistensi mereka, makanya untuk tahun 2021 ini mereka terlihat bertekad kuat untuk menyelenggarakan Reuni 212 edisi ke-4, setelah tahun 2020 lalu tak jadi digelar karena izin tak dikeluarkan oleh pihak Kepolisian dengan alasan berpotensi menimbulkan kerumunan, sesuatu yang dilarang di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Untuk Reuni 212 tahun ini, pihak panitia telah berkali-kali mengubah lokasi kegiatan tersebut dilangsungkan, pertama seperti dilansir berbagai media acara reuni ini akan digelar di seputaran Monas dekat Patung Kuda, kemudian berubah dipindahkan ke Pesantren Ad Dzikra Kabupaten Bogor.
Eh terakhir berubah lagi, kali ini kegiatan reuni ini akan dilangsungkan di dua tempat berbeda, di Patung Kuda Arjuna Wiwaha Jakarta Pusat yang dilangsungkan pukul 08.00 hingga 11.00 dan di Pesantren Ad Dzikra Kabupaten Bogor mulai pukul 12.30 -15.30.
Menurut panitia "reuni" hal itu diputuskan setelah memperhatikan situasi yang ada serta masukan dari ulama dan umat. Aksi ini akan bertajuk "aksi superdamai"
"Setelah memperhatikan situasi dan perkembangan yang ada, serta masukan dari ulama dan umat, maka Reuni Alumni 212 tahun 2021 akan diadakan dalam bentuk Aksi Superdamai," kata Ketua Panitia Reuni 212 Eka Jaya seperti dilansir Kompas.com, Rabu (01/12/21).
Eka menambahkan bahwa surat pemberitahuan kegiatan tersebut sudah dikirimkan kepada Polda Metro Jaya Senin 29 November 2021 lalu.
Untuk kegiatan ini Rizieq Shihab yang masih mendekam di bui, menyerukan agar umat Islam menghadiri dan membanjiri  reuni 212 ini.
Tak heran juga sebenarnya jika Reuni 212 tahun ini terkesan dipaksakan harus dilaksanakan meskipun sejumlah pihak termasuk aparat keamanan dan Satgas Covid-19 sepertinya agak berat untuk memberikan izin kegiatan tersebut.
Absennya gelaran Reuni 212 tahun lalu membuat eksistensi gerakan tersebut mulai tergerus. Apalagi, pada tahun lalu hingga awal 2021 sejumlah tokoh mereka seperti Rizieq, Munarman, dan beberapa tokoh kelompok mereka lainnya dipolisikan, hingga FPI dibubarkan oleh negara.
Reuni tahun ini bisa menjadi salah satu alat bargaining atau daya tawar kelompok PA 212 pada Pemilu 2024.Â
Dengan menghadirkan massa, kelompok 212 ingin menunjukkan kepada partai politik maupun figur-figur yang berpotensi menjadi calon presiden dan calon wakil presiden bahwa mereka bisa menjadi salah satu 'alat politik' yang dapat diandalkan.