Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Aktualisasi Ungkapan Guru, "Digugu lan Ditiru"

25 November 2021   10:56 Diperbarui: 25 November 2021   11:53 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan jangan lupa segala tindak tanduk harus lah mencermin sebuah ketauladanan yang bagi siapapun yang menyaksikannya. Waduh berat sangat menjadi guru itu ternyata, memang! Makanya saya tak mau menjadi guru bukan karena profesi itu tidak menjanjikan, tetapi saya merasa tak memiliki kapasitas yang cukup untuk sampai pada tahap "digugu dan ditiru" itu.

Apakah dengan demikian menjadi guru itu harus menjadi "Manusia Setengah Dewa" seperti lagunya Bang Iwan Fals.

Menurut referensi yang saya dapatkan, ternyata untuk menjadi guru yang memiliki kemampuan digugu dan ditiru erat kaitannya dengan empat kompetensi yang harus dimiliki oleh para guru, yakni Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, dan Kompetensi Profesional.

Apabila empat kompetensi ini dimiliki dan dipraktikan dengan baik oleh para guru maka potensi pengimplementasian digugu dan ditiru akan dengan sendirinya hadir dari dalam diri guru tersebut.

Secara teknis mungkin bisa jadi seperti itu, agar bisa dipercaya dan dipatuhi, seorang guru haruslah memiliki pemahaman yang luas dan mendalam terhadap ilmu pengetahuan yang hendak ia sampaikan. 

Tidak cukup dengan itu, seorang guru juga harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai metode dalam menyampaikannya. Bagaimana mungkin seorang guru bisa meyakinkan muridnya kalau ia lemah dalam pemahaman dan penyampaian. 

Maka seorang guru harus senantiasa memperbaharui kompetensinya, baik dalam hal keilmuan maupun metode pembelajarannya. Itulah kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.

Namun ada lebih dari sekedar urusan teknis pembelajaran sebenarnya yang lebih penting bagi guru untuk menjadi sosok yang layak untuk digugu dan ditiru, yakni karakter dan attidute. Seorang guru harus memiliki kepribadian yang mature, luhur, berwibawa, dan mulia akhlaknya.

Selain itu guru pun harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, sehingga ia mampu menciptakan hubungan dan interaksi yang selaras dengan tujuan pendidikan baik disekolah maupun ditengah masyarakat. Inilah implementasi dari kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.

Apakah sesuatu yang mudah untuk mencapai posisi dan kondisi ideal seperti itu, tentu tidak.  Butuh proses dan dukungan dari semua pihak terutama dari Pemerintah agar ungkapan guru di gugu dan ditiru itu benar-benar bisa diaktualisasikan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun