Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Garuda Indonesia Airways akan Dipertahankan Pemerintah Berapa pun Ongkosnya?

5 November 2021   15:19 Diperbarui: 5 November 2021   15:37 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari seluruh pesawat yang saat ini dioperasikan oleh Garuda sebanyak 142 pesawat, hanya 6 yang dimiliki oleh Perseroan sisanya sebanyak 136 pesawat statusnya sewa.

Restrukturisasi ini akan memiliki konsekuensi bagi Garuda untuk mengembalikan 80 pesawat dari berbagai tipe yang saat ini digunakan kepada para Lessor.

Untuk itu Garuda menurut data yang dilansir Cirium.com, berencana akan menghapus sebagian besar pesawat berbadan lebar yang biasanya digunakan untuk rute-rute penerbangan internasional Maskapai Pelat Merah ini, diantaranya seluruh Boeing 777-300ER yang berjumlah 10 unit dan 7 Airbus A330-200 dari armadanya.

Selanjutnya untuk tipe narrow body, Garuda ingin mempertahankan 56 unit A320/A320 Neo untuk dioperasikan oleh Citilink, sekaligus membatalkan atau menegosiasikan kembali 25 pesanannya untuk A320 Neo. Semua unit A320 yang saat ini ada merupakan hasil penyewaan.

Mengenai tipe narrow body Boeing, Garuda ingin mempertahankan 53 737-800 dan menghapus 17 sisanya. Semua tipe pesawat 737 ini berstatus sewa. Bahkan GIAA juga berharap menghapus satu-satunya Max dari daftar pesawatnya yang dikelola oleh Bocomm Leasing, sambil menegosiasikan ulang atau membatalkan pesanan untuk 49 sisanya di buku pesanannya.

Semua hal yang dilakukan oleh manajemen Garuda dan Pemerintah ini diharapkan akan mampu memangkas utang Garuda di kisaran 70 hingga 80 persen agar paling tidak bisa bertahan.

Andai semua negosiasi ulang dan restrukturisasi utang ini berhasil dirampungkan, menurut Wakil Menteri BUMN Kartiko Wiryo Atmodjo Garuda membutuhkan suntikan dana sebesar US$ 1 miliar atau setara dengan Rp 14,5 triliun untuk bisa membayar kewajiban hasil restrukturisasi dan modal kerja.

Untuk memenuhi kebutuhan dana sebesar itu Pemerintah akan berupaya dengan berbagai cara termasuk membuka opsi bagi pihak swasta untuk menjadi pemilik saham mayoritas di Maskapai milik Negara ini.

Pertanyaannya kemudian, pihak swasta mana yang berminat membenamkan investasinya di perusahaan yang nyaris collaps seperti Garuda Indonesian Airways ini?

Salah urus yang menahun, disertai indikasi korupsi dan Pandemi Covid-19 membuat keuangan Garuda terpuruk nyaris ke dasar jurang. Maskapai sehat seperti Singapore Airlines saja sempoyongan kok dihajar Pandemi Covid-19 apalagi Garuda yang dari awal memang sudah kurang sehat kondisi keuangannya.

Dengan kondisi seperti ini apakah rasional bagi pemerintah untuk mempertahankan Garuda?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun