Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono di Diagnosis Kanker Prostat

2 November 2021   12:15 Diperbarui: 2 November 2021   12:32 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabar tak menggembirakan datang dari Cikeas, kediaman Presiden Republik Indonesia  ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono. Ossi Dharmawan staf Pribadi SBY  menyatakan bahwa SBY didiagnosis menderita Kanker Prostat.

"Adalah benar Bapak SBY dalam waktu dekat akan melakukan medical check-up dan treatment di luar negeri. Sesuai dengan diagnosa dari Tim Dokter, Bapak SBY mengalami kanker prostat (prostate cancer),"ungkapnya, seperti dilansir Detik.com, Selasa (02/11/21).

Diagnosis ini, menurut Ossi berdasarkan hasil pemeriksaan dengan menggunakan metode MRI (Magnetic Resonance Imaging), Biopsi, Positron Emission Tomography (PET), Specific Membrane Antigen (SMA) Scan serta sejumlah pemeriksaan medis lainya menunjukan bahwa SBY terdiagnosis Kanker Prostat dalam stadium awal.

Kondisi SBY saat ini, baik-baik saja dan penyakitnya tersebut masih sangat besar peluangnya untuk disembuhkan. Setelah dikonsultasikan dengan tim dokter termasuk di dalamnya para dokter urologi senior, diputuskan bahwa SBY akan melakukan pengobatan atau medical treatment di luar negeri yang memiliki pengalaman panjang dan teknologi yang maju dalam menangani kanker prostat.

Untuk kebutuhan pengobatan SBY di luar negeri seperti dilansir Kompas.TV Presiden Jokowi memerintahkan tim Dokter Kepresidenan untuk mendampingi pengobatan SBY tersebut.

Kanker Prostat seperti dilansir Situs Alodokter.com, merupakan kanker yang khas diderita oleh pria, kanker ini berkembang di dalam kelenjar prostat.

Prostat merupakan kelenjar kecil yang terletak di bagian dasar kandung kemih. Kelenjar ini merupakan bagian dari sistem reproduksi dan posisinya mengelilingi saluran yang membawa urine atau air kencing dari kandung kemih ke penis.

Prostat juga berfungsi sebagai penghasil semen cairan yang bersama sperma keluar ketika pria ejakulasi.

Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) saat ini tak kurang dari 1,3 juta pria di seluruh dunia menderita kanker prostat. Di Indonesia sendiri  Kanker Prostat, berada di urutan ke-2 sebagai kanker yang paling banyak diderita pada pria.

Gejala umum dari kanker prostat ini adalah gangguan buang air kecil, bisa susah buang air kecil atau buang air kecil kurang lancar, jadi kalau dalam bahasa sunda sih "jengjeriheun" atau anyang-anyangan.

Lantas apa yang menyebabkan kanker prostat ini bisa terjadi?

Penyebab kanker prostat menurut situs tersebut adalah mutasi atau perubahan genetik pada sel-sel prostat, nah penyebab mutasi itu biasanya ada beberapa faktor diantaranya seiring bertambahnya usia artinya semakin tua semakin tinggi risikonya, kemudian menderita obesitas.

Kemudian asupan makanan yang tidak seimbang atau pola makannya kurang sehat, ada pula faktor genetis jadi bila ada keluarga lain yang menderita kanker prostat ada kemungkinan kita juga bisa terkena.

Atau bisa juga akibat menderita penyakit seksual menular seperti gonorhea, spillis  dan yang terakhir terjadinya penyakit ini karena faktor paparan zat kimia.

Pengobatan kanker prostat biasanya menggunakan beberapa metode antara lain operasi radioterapi, terapi hormon, kemoterapi, dan krioterapi.

Sampai saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak tim dokter ataupun keluarga besar SBY medical treatment seperti apa dan kapan akan dilakukan penyembuhan kanker prostatnya tersebut.

Namun, sejauh ini menurut keterangan Ossi, SBY baik-baik saja dan menjalani kehidupan sehari-harinya seperti biasa . 

Semoga cepat sembuh pak SBY, saya ikut prihatin mendengar kabar ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun