Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Facebook Berganti Nama Menjadi Meta, Aplikasi Facebook Hilang?

29 Oktober 2021   07:49 Diperbarui: 29 Oktober 2021   21:41 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Platform media sosial Facebook bisalah disebut sebagai salah satu keajaiban dunia internet, meskipun saat ini oleh generasi Z dianggap sebagai medsos "jadul"

Diakui atau tidak facebook merupakan salah satu platform pembuka jalan berkibarnya istilah "media sosial di jagat maya"

Terlepas dari sejumlah skandal mulai dari kebocoran data penggunanya dan dianggap membiarkan berkembang biaknya berita bohong --terutama dalam pertarungan politik di Amerika Serikat saat Trump terpilih menjadi Presiden, tapi sumbangsih facebook bagi peradaban manusia modern sangat lah besar.

Aplikasi yang diciptakan oleh mahasiswa jebolam Harvard Mark Zuckerberg pada tahun 2004 ini masih memiliki pengguna terbanyak walau pertumbuhan penggunanya sudah mulai menurun.

Melansir situs We Are Social, menurut data yang dirilis Januari 2021 facebook memiliki pengguna aktif bulanan paling banyak diantara platform media sosial lain yakni 2,7 miliar users, atau lebih dari setengah pengguna internet yang berjumlah 4 2 miliar, memiliki akun facebook dan aktif menjalankan platform tersebut. 

Di Indonesia sendiri pengguna aktif facebook tengah dalam posisi decline alias menurun dan mulai disalip platform lain, namun tetap saja jumlahnya masih cukup banyak.

Hingga pertengahan 2021 dari 202,6 juta pengguna internet di Indonesia, 140 juta diantaranya masih menggunakan facebook padahal pengguna aktif media sosial di Indonesia 170 juta orang. Artinya 85 persen nya merupakan jamaah aktif facebook.

Meskipun brand facebook ini sudah begitu mahal karena hampir seorang  dunia hampir dapat dipastikan tahu namanya, pemilik sekaligus founder facebook Mark Zuckerberg  seperti dilansir Time.com bakal mengganti nama facebook menjadi Meta.

Hal tersebut ia sampaikan pada Kamis (28/10/21) waktu setempat dalam acara Annual Developer-focus connect conference yang dilakukan sscara virtual.

Apakah dengan bergantinya facebook menjadi Meta ini, nama facebook sebagai sebuah platform akan hilang dan media sosial yang banyak berpengaruh terhadap kehidupan manusia ini dengan logo dan brand yang sudah diakrabi tak akan ada lagi?

Ternyata tidak, sebagai platform media sosial nama facebook masih akan tetap digunakan, tetapi sebagai sebuah parent company namanya akan berganti menjadi Meta.

Alasan penggantian nama tersebut menurut Zuckerberg untuk mengantisipasi pertumbuhan berbagai aplikasi yang mereka miliki yang selama ini seolah mengacu pada satu nama yakni facebook.

"Tapi saat ini merek kami sangat terkait erat dengan satu produk sehingga tidak mungkin mewakili semua yang kami lakukan hari ini atau di masa depan... Saya ingin menambatkan identitas kami pada apa yang sedang kami bangun. Jadi, perusahaan induknya menjadi Meta  meskipun aplikasi media sosialnya tetap Facebook" ungkap Zuckerberg seperti dilansir Time.Com.

Seperti diketahui facebook memilik adik kandung yang diadopsi secara anorganik oleh Zuckerberg yang di indonesia penggunanya bahkan lebih besar dari kakaknya, yakni aplikasi chat Whatsapp dan aplikasi medsos Instagram serta Oculus.

Selain masalah pengembangan usaha yang berkaitan dengan brand yang mereka miliki, Zuckerberg sepertinya ingin melepaskan citra buruk yang belakangan melanda facebook terkait buruknya penanganan kerahasiaan data di platform tersebut, ke aplikasi lain miliknya terutama Instagram yang memiliki banyak pengguna dari Gen Z dan pertumbuhan penggunanya masih bagus.

Pasalnya menurut Zuckerberg  dalam 2 bulan terakhir tekanan "citra buruk" menghantam little sister company facebook, Instagram yang karena berbagai skandal facebook terutama dalam hal penyebaran hoaks vaksinasi di Amerika Serikat dan berbagai negara lain terutana di negara dunia ketiga dimana facebook masih dianggap sebagai medaos yang paling dominan.

Lebih jauh, Zuckerberg mengungkapkan bahwa transformasi nama facebook sebagai induk usahanya menjadi Meta itu untuk menyongsong salah satu program ambisiusnya yang ia namakan "Metaverse".

Metaverse ini nantinya diharapkan akan mampu membangun sebuah ekosistem dari aplikasi-aplikasi dalam "grup" Meta untuk menciptakan sebuah teknologi immersive yang menggabungkan dunia virtual dan dunia nyata melalui mesin Virtual Reality.

Tidak hanya itu, teknologi augmented reality yang kini tengah mereka bangun lewat aplikasi Oculus.

"Anda bisa mengerjakan apapun seperti yang anda bayangkan dengan teknologi ini," ungkap Zuckerberg.

Teknologi Immersive sendiri adalah teknologi yang mampu mengaburkan batasan antara dunia nyata dengan dunia digital atau dunia simulasi sehingga penggunanya bisa merasakan suasana yang mirip dengan dunia nyata.

Meskipun demikian, menurut Times, tranformasi nama facebook menjadi Meta itu tak akan berarti apapun, apabila secara internal mereka tak berbenah terutama dalam hal kebijakan terrkait kerahasiahan data pribadi dan kapabilitas menangkal berita bohong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun