Kelompok relawan  yang menamakan dirinya Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (Anies) hari ini Rabu (20/10/21) secara resmi mendeklarasikan dukungannya kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menjadi Presiden Republik Indonesia pada 2024 mendatang.
"Kami anak muda dari berbagai komponen siap mendukung Anies Rasyid Baswedan [menjadi] Presiden 2024. Anies for presiden," kata Koordinator ANIES La Ode Basir, seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Dukung mendukung dalam politik elektabilitas lazim terjadi di era demokrasi seperti saat ini, meskipun tahun politik masih 3 tahun ke depan.
Bukan hanya relawan Anies yang mendeklarasikan dukungannya, Â Ganjar Pranowo pun telah mendapatkan dukungan serupa dari sejumlah kelompok relawan.
Beberapa waktu lalu kelompok relawan pendukung Gubernur Jawa Tengah yang menamakan dirinya "Sahabat Ganjar" mengklaim telah mendeklarasikan dukungannya kepada Ganjar di 34 Provinsi di seluruh wilayah Indonesia.
Dukungan bagi Ganjar dan Anies arah datangnya berbeda dengan dukungan yang diberikan pada Prabowo Subianto.
Kalau dukungan Ganjar dan Anies dari para relawan yang tak memiliki kekuatan politis unguk mengusung calon Presiden, Prabowo Subianto beda lagi ia di dukung langsung oleh Partai Politik runner-up Pemilu 2019 Partai Gerindra yang dipimpinnya.
Meskipun belum secara resmi di deklarasikan, sepertinya Gerindra sudah hampir dapat dipastikan akan kembali mengusung Prabowo dalam perebutan kursi RI 1.
Hal ini secara terang dan jelas diungkapkan oleh Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani.
"Saya katakan, 2024 Pak Prabowo Insya Allah akan maju dalam laga pilpres. Majunya beliau karena begitu masifnya permintaan kita semua, besar harapan rakyat, pembangunan harus berlanjut, cita-cita kita berpartai belum terwujud," katanya seperti dilansir Republika.co.id, Sabtu (09/10/21) lalu.
Deklarasi resmi atau dukungan yang diberikan kepada ketiga tokoh ini, menurut saya sih didasari pada unggulnya elektabilitas mereka diberbagai survei dalam kurun waktu satu tahun terakhir.
Terakhir dalam survei Litbang Kompas seperti yang dilansir Kompas.com  yang pelaksanaan surveinya dilakukan pada 26 September - 6 Oktober 2021, hasilnya tingkat elektabilitas Ganjar tertinggi bersama Prabowo sama-sama ada diangka 13,9 persen, sementara Anies angkanya 9,6 persen.
Meskipun elektabilitas ketiganya secara konstan paling tidak dalam 6 bulan terakhir berada di peringkat tertinggi, menilik kondisi dan fakta politiknya, hingga saat ini belum tentu juga ketiganya dapat maju menjadi capres di Pemilu 2024.
Dari ketiga tokoh ini, peluang terbesar untuk maju menjadi capres adalah Prabowo karena ia didukung langsung  Gerindra yang memiliki cukup besar yakni 78 kursi di DPR-RI atau setara dengan 13,6 persenÂ
Walaupun belum cukup untuk mengusung  capres dsn cawapres sendiri tanpa berkoalisi dengan partai lain, rasanya bukan hal yang sulit untuk menemukan koalisi yang memungkinkan Prabowo untuk maju nyapres lagi untuk ketiga kalinya secara berturut.
Belum resmi saja dicalonkan, PKB dengan Muhaimin Iskandar-nya yang terlihat sangat berambisi paling tidak menjadi cawapres dengan sigap menyambut ucapan Sekjen Gerindra terkait kemungkinan dicalonkan kembalinya Prabowo sebagai capres incumbent.
Jadi besar kemungkinan Prabowo Subianto akan kembali nyapres dalam Pemilu 2024.
Lantas bagaimana dengan nasib Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo?
Meskipun ia memiliki elektabilitas tertinggi di antara politisi-politisi PDIP tetapi belum tentu juga Ganjar dimajukan menjadi capres oleh Partai yang membesarkannya dan tempat ia bernaung selama ini.
Ganjar seperti yang sering diucapkan oleh Ketua Umum PDIP Megawati kepada para kadernya hanyalah petugas partai.
Maju tidaknya Ganjar sebagai capres tergantung ibu Mega ini, apalagi di internal PDIP sendiri terlihat seperti ada friksi dalam pencalonan presiden 2024 nanti.
Yang paling mengemuka dan belakangan kerap dipertontonkan oleh para elite PDIP adalah saling dukung antara Puan Maharani dan Ganjar Pranowo.
Sebenarnya jika PDIP lebih percaya diri mereka tak perlu berkoalisi dengan siapapun untuk mengusung pasangan capres dan cawapres pada pemilu 2024 nanti.
PDIP menurut Undang-Undang Pemilu nomor 7 tahun 2017 memiliki privilige untuk mengusung sendirian pasangan capres dan cawapres pada pemilu 2024 lantaran dalam Pemilu 2019 perolehan suaranya sebesar 22,3 persen dan berhasil menduduki 128 kursi DPR.
Capaian PDIP dalam pemilu 2019 ini diatas ambang batas pencalonan presiden yang menurut UU pemilu tersebut sebesar 20 persen suara sah atau 25 persen kursi di DPR.
Dengan demikian sangat mungkin Ganjar Pranowo dipasangkan dengan Puan Maharani sebagai capres dan cawapres dalam pemilu 2024.
Lantas bagaimana nasib Anies Baswedan, meskipun elektabilitasnya moncer namun perjuangan Anies untuk maju hanya untuk menjadi calon presiden sekalipun sangat berat.
Anies Baswedan berasal dari kalangan non partai alias ia bukan politisi partai manapun. Memang ada kemungkinan beberapa partai sudah dekat dengannya seperti PKS misalnya atau bisa juga Nasdem yang disebut-sebut menjadi hometown-nya Anies.
Tapi fakta dilapangan andai pun kedua partai ini berkoalisi persentasenya kursi keduanya tak cukup untuk mengusung Anies.
Andai kemudian Demokrat masuk seraya menyorongkan Ketua Umumnya Agus Harimurty Yudhoyono sebagai wakilnya, memang koalisi ini secara presidential threshold memungkinkan.
Namun harus diingat mencari titik temu siapa mendapat apa akan ramai cenderung penuh friksi. Apalagi konon kabarnya PKS sangat berhasrat mengusung Salim Assegaf sebagai salah satu capres atau cawapres..
Artinya meskipun elektabilitas Anies Baswedan moncer, selalu di tiga besar. Dengan aturan yang ada saat ini sangat berat bagi Anies Baswedan bahkan hanya untuk menjadi calon presiden sekalipun.
Namun, semua kemungkinan masih terbuka, politik kan kadang arahnya tak terbaca, bisa saja yang moncer saat ini mendekati pemilu 2024 tenggelam, who know's.
Kita tunggulah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H