"Give the woman the right lipstick and she conquer the world"
Itulah ungkapan  cukup terkenal yang menggambarkan betapa powerfull-nya lipstik bagi perempuan.
Lipstik berada di aras paling atas dari semua alat-alat make-up bagi wanita modern, mereka bisa saja keluar rumah tanpa blush-on atau eye liner tapi tidak dengan lipstik.
Lipstik menjadi syarat minimal bagi mereka saat beranjak dari rumah untuk memulai aktivitas setiap harinya.
Lipstik seolah menjadi kebutuhan pokok bagi perempuan terutama yang berwarna merah menyala, ia bukan hanya  sekedar sebuah komestik untuk mempercantik bibirnya menjadi lebih enak dipandang atau sebagai mood booster bagi  kepercayaan diri seorang perempuan
Lebih dari itu, lipstik hingga titik tertentu menjadi sebuah simbol ketegaran dan kekuatan perempuan yang tak dimiliki oleh pria.
Jika menilik sejarahnya seperti dilansir  majalah mode Vogue "Red Lipstick" di awal abad ke-20 menjadi simbol pergerakan perempuan Amerika Serikat saat mereka menuntut persamaan hak politik untuk memilih dan memiliki properti.Â
Para perempuan yang aktif mengkampanyekan gerakan yang disebut "Suffragate Campaign" ini dalam setiap aksinya seragam memoles bibir mereka dengan lipstik merah menyala.
Kenapa merah menyala, karena meskipun terkesan feminin warna merah melambangkan kekuatan dan determinasi dalam mencapai tujuan.
Diakui atau tidak kaum pria acapkali tergagap ketika harus menghadapi perempuan yang berpenampilan "chic" dengan bibir yang dipoles lipstik merah menyala.
Mungkin kita masih ingat bagaimana potret Marilyn Monroe yang fenomenal, bibirnya yang setengah membuka, merekah berbalut lipstik merah menyala, memesona hampir setiap pria yang ada di muka bumi ini.