Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Emma Raducanu Juara US Open 2021, Persaingan Ketat Membuat Tenis Wanita Lebih Menarik

12 September 2021   11:01 Diperbarui: 12 September 2021   11:10 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Emma Raducanu petenis remaja asal Inggris berusia 18 tahun berhasil menjadi juara tunggal putri Turnamen Tenis Grandslam US Open 2021 setelah di final mengalahkan petenis remaja lain asal kanada Leylah Fernandez dengan straight set 6-4 6-3.

Emma dan Leylah merupakan 2 petenis puteri belasan tahun yang penampilannya fenomenal di US Open 2021 ini.

Dalam perjalanannya menuju final, Petenis berperingkat 150 dunia ini,harus merangkak dari babak kualifikasi.

Hebatnya lagi petenis keturunan China dan Rumania ini memenangkan  seluruh 20 set pertandingannya di US Open dengan straigth set tanpa sekalipun membutuhkan tie break.

Sementara, Leylah Fernandez petenis berusia 19 tahun ini memang memiliki peringkat WTF  yang lebih baik dari Emma, ia berada di peringkat 73 dunia.

Dalam perjalanan menuju final sebelum dikalahkan Emma, ia berhasil menyingkirkan sejumlah pemain unggulan utama mulai dari unggulan ke-5 Elina Svitolina, unggulan ke-3 asal Jepang Naomi Osaka, dan di semifinal ia memupus harapan unggulan ke-2 Aryna Sabalenka.

Melejitnya nama 2 petenis remaja putri ini membuat sektor tunggal putri tenis dunia lebih menarik untuk dicermati.

Mungkin, kita tak pernah bisa memprediksi secara pasti bahwa karir kedua petenis ini akan terus cemerlang dikemudian hari.

Karena ada juga petenis remaja yang tiba-tiba mencuat dengan menjuarai salah satu dari 4 turnamen Grandslam, tapi kemudian prestasinya tak berkembang lagi dan kemudian menjadi petenis yang prestasinya biasa saja alias medioker.

Seperti misalnya petenis asal Amerika Serikat Sloan Stephens yang sempat menjuarai US Open tahun 2017, prestasinya memang sempat naik hingga tahun 2018 mencapai ranking 3 dunia, tetapi setelah itu terus merosot, dan peringkatnya saat ini seperti dikutip dari situs resmi Organisasi Tenis Wanita Dunia (WTA) per Agustus 2021 Sloan berada di peringkat 1043 dunia.

Ia tak pernah lagi memenangi turnamen Grandslam baik di Australian Open, Perancis Open, Wimbledon atau pun US Open.

Namun demikian, kehadiran 2 petenis remaja di ranah tenis putri dunia membuat persaingan di tunggal putri tenis dunia semakin menarik.

Di sektor putri, dalam beberapa tahun belakangan tak ada satu pun petenis yang benar-benar dominan setelah era Serena Williams mulai habis.

Gelar juara di turnamen -turnamen mayor kelas Grandslam atau Master hampir selalu diraih oleh petenis yang berbeda-beda hal ini membuat persaingan di tunggal putri sangat ketat dan menarik.

Berbeda dengan tunggal putra 1 dekade terkahir ini 3 petenis Roger Federer, Rafael Nadal, dan Novak Djokovich  benar-benar mendominasi turnamen-turnamen besar.

Memang  Federer dan Nadal kini sudah tak terlalu aktif lagi mengikuti turnamen, tetapi Jokovich masih sangat berkuasa menjuarai berbagai turnamen mayor.

Terakhir ia berhasil meraih 2 turnamen Grandslam yang dipertandingan ditahun 2021 ini Australian Open dan Wimbledon.

Di US Open 2021 pun ia berhasil masuk final dan akan berhadapan dengan Andrei Medvedev yang saat tulisan ini dibuat belum diketahui hasilnya.

Kembali ke sektor tunggal putri, peringkat 10 besar dunia di dominasi oleh para petenis muda yang rata-rata usianya 24 tahun, paling tua peringkat 4 asal Ceko Karolina Pliskova berusia 29 tahun.

Sementara paling muda adalah Juara Grandslam lapangan tanah liat Perancis Terbuka 2020 asal Polandia Iga Swatek berusia 20 tahun.

Peringkat pertama di duduki oleh Ashleg Barty dari Australia yang berusia 25 tahun. Jika ditilik skornya pun, perbedaannya tak terlalu jauh antar peringkat di 10 besar.

Artinya siapapun yang berada diposisi 10 besar harus bekerja sangat keras agar mampu mempertahankan posisinya lantaran jika prestasinya buruk dan petenis lainnya berprestasi moncer dalam sebuah turnamen ia bisa terlempar dari posisinya saat ini.

Selain persaingan yang ketat, penampilan para petenis putri ini sangat menarik, fashion dan apparel yang mereka kenakan benar-benar eye catching ditambah dengan penampilan fisik mereka juga sangat menawan.

Kedua hal ini  membuat dunia tenis wanita sangat menarik untuk disaksikan, penuh kejutan tak monoton.

Prestasi dan penampilan Emma dan Leyah di US Open 2021 ini bakal menjadi amunisi baru bagi dunia tenis internasional terutama di sektor tunggal putri menjadi lebih menarik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun