Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Charlie Watts, Drummer Super Grup The Rolling Stones Meninggal Dunia

25 Agustus 2021   05:02 Diperbarui: 26 Agustus 2021   13:11 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Charlie Watts pemain drum Rolling Stones tahun 2016. Watts meninggal dunia hari Selasa, 24 Agustus 2021 di kediamannya, dikelilingi anak dan cucu. (Sumber: Victoria Will/Invision/AP via KompasTV)

Super Grup Rolling Stones dan jutaan penggemarnya di seluruh dunia berduka, Selasa 24 Agustus 2021 waktu setempat,  Charlie Watts Sang drummer meninggal dunia di usia 80 tahun.

Melansir BBC.Com, Charlie yang diketahui menderita kanker tenggorokan sejak tahun 2004, meninggal di rumah sakit dengan dikelilingi oleh orang-orang yang dicintainya.

Pria bernama lengkap Charles Roberts Watts masuk menjadi anggota grup band Rolling Stones pada Januari 1963 menggantikan Tony Chapman.

Bersama Vokalis Mick Jagger, Gitaris Keith Richard,  Charlie membesarkan The Rolling Stones hingga dikenal menjadi super grup yang lagu-lagunya abadi memenuhi relung para penggemarnya.

Hingga akhir hayatnya, Charlie yang lahir di London 2 Juni 1941 ini masih aktif bermain musik bersama grup band yang membesarkan namanya The Rolling Stones.

Kabar meninggalnya Charlie ini hanya beberapa minggu setelah manajemen Rolling Stones mengumumkan bahwa kemungkinan besar ia tak bisa mengikuti Tour di sejumlah kota di Amerika Serikat lantaran tengah dalam masa pemulihan atas penyakit yang tak dapat disebutkan.

Charlie meskipun dikenal sebagai peletak dasar ke-Rock and Roll-an Rolling Stones yang kemudian membuat band ini menjadi sebuah super grup, tetapi ia merupakan seorang pemusik yang low profile.

Tak seperti rekannya Sang Vokalis Sir Mick Jagger dan Gitarisnya yang kerap berlaku kontroversial Keith Richard.

Charlie Watts oleh sejumlah majalah musik terkemuka dunia disebut sebagai salah satu anggota super grup yang paling tidak kharismatik.

Ia cenderung menghindari publikasi berlebihan, jarang sekali ia mau diwawancarai sebagai pribadi.

Charlie sempat berseloroh hidupnya bersama Rolling Stones itu 5 tahun bermain band sisanya hanya bersenang-senang saja.

Ia lahir dari keluarga kelas pekerja kerah biru, ayahnya hanyalah seorang supir truk. Ia besar di lingkungan pekerja pabrik.

Meskipun demikian kecintaannya terhadap musik lahir sejak ia masih sangat muda, Charlie kecil menurut teman sepermainannya lebih suka mendengarkan musik jazz, ia menyukai karya-karya Jerry Roll Moron dan Charlie Parker.

Selain bermusik, Charlie memiliki bakat besar dalam desain grafis untuk itulah kemudian melanjutkan sekolahnya di Sekolah Seni Harrow, kemudian ia bekerja di biro iklan lokal sebagai Graphic Desainer.

Namun kecintaannya pada musik membuat ia meninggalkan itu, untungnya kedua orang tuanya mendukung keputusan Charlie tersebut.

Orang tuanya kemudian membelikan perangkat drum saat ia berusia 13 tahun. Charlie belajar drum secara otodidak dengan mendengarkan koleksi musik Jazz yang ia miliki.

Charlie mulai bermain drum secara profesional pada tahun 1961 di Klub dan Pub lokal. Permainan drum Charlie yang keren, menarik perhatian Alexis Korner ia kemudian menawarinya untuk bermain di grupnya, Blues Incorporated yang kemudian menjadi bagian penting dalam perkembangan musik rock di Inggris.

Di Blues Incorporated ini lah ia bertemu dengan Brian Jones salah satu mantan personil Rolling Stones.

Ia kemudian diajak masuk menjadi drummer menggantikan Tony Chapman yang saat itu karena suatu alasan berhenti dari grup band itu.

Kemampuan Charlie bermain drum mampu mengimbangi keenergikan Mick Jagger saat bernyanyi dan keliaran Keith Richard dalam bermain gitar.

News.sky.com
News.sky.com

Dalam perjalanannya, kemampuan  Charlie bermain drum semakin ciamik, ternyata juga diiringi dengan kemampuannya dalam hal desain grafis yang ternyata mendukung perkembangan Rolling Stones.

Dia membantu membuat cover album Between The Button yang dirilis tahun 1967. Dalam tur konsernya pun kemampuan desain grafis Charlie sangat membantu dalam membangun setting panggung tempat mereka konser.

Dari ide Charlie Watts lah promo tur lagu Brown Sugar dinyanyikan diatas truk yang sedang berjalan di sepanjang jalan Manhattan New York.

Charlie pun dikenal sangat setia pada istrinya Sherly yang ia nikahi tahun 1964, jika anggota grup band lainnya berasyik masyuk dengan para groupiesnya ia lebih memilih menghabiskan waktu bersama istrinya saat dalam perjalan konser tur.

Meskipun demikian tak selamanya kehidupan Charlie lurus, hidupnya sempat berantakan ketika ia terjebak dalam dunia narkoba dan alkohol pada tahun 1980an, ia menjadi pecandu heroin.

Di saat bersamaan istrinya Sherly pun harus berjuang dengan kecanduan alkohol, sementara putrinya Seraphina menjadi anak yang liar sehingga ia harus di keluarkan dari sekolah yang cukup bergengsi Milfield Public School lantaran menghisap ganja.

Meskipun demikian dibandingkan dengan personil lain super grup ini, kehidupan Charlie relatif paling "alim"

Semua dunia tahu bagaimana "liarnya" kehidupan Mick Jagger atau Keith Richard.

Saat Charlie mulai menua, ia memiliki harta kekayaan cukup banyak, diperkirakan ia memiliki kekayaan sebesar 80 juta Poundsterling atau setara Rp 1,6 triliun.

Ia hidup nyaman bersama istrinya Sherly di sebuah ranch luas di wilayah Devon Inggris sambil mengembangbiakan kuda unggulan untuk pacuan.

Selain itu ia pun mengoleksi berbagai barang antik yang terbuat dari perak dan mengumpulkan pernak -pernik memorabilia perang sipil Amerika.

Di luar jadwal turnya, Charlie kerap bermain jazz bersama beberapa musisi jazz yang tergabung dalam The Charlie Watts Quintet.

Charlie Watts dan The Rolling Stones seperti halnya Mick Jagger, Keith Richard, dan Ronnie Wood merupakan sebuah kesatuan yang tak bisa dipisahkan.

Charlie Watts adalah gambaran pemusik dunia yang masih tetap berpijak di bumi meskipun prestasi dan predikat kebintangannya ada di awang-awang di sepanjang karir bermusiknya bersama super grup paling abadi di dunia, The Roliing Stones.

Rest in Peace Sir... Bon Voyage...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun