Seperti diungkapkan Juru Bicara Taliban Suhail Shashen dalam rilis resminya, Taliban akan berkomitmen untuk menjaga hak-hak perempuan.
Ruang publik bakal tetap terbuka bagi kaum hawa, kiprah mereka di dunia kerja bakal difasilitasi, pendidikan sampai tingkat paling tinggi sekalipun akan dibuka seluas-luasnya.
Bahkan menurut petinggi Taliban lain, Zahibullah Mujahid, perempuan akan dilibatkan dalam struktur pemerintah Taliban ke depannya.
Pengekangan dan pembatasan ketat tak akan pernah terjadi lagi, seperti kala mereka memerintah 25 tahun lalu.
Lebih lanjut, Â Taliban berjanji akan menghormati dan menjamin hak kepemilikan warga terhadap properti yang dimilikinya, hak hidup, dan kehormatan mereka.
Taliban berharap masyarakat Afghanistan tak perlu melihat mereka sebagai "monster" yang menakutkan.
Shashen pun kemudian menunjukan bahwa hidup di sejumlah distrik sudah normal seperti biasa, kantor swasta maupun kantor milik negara serta sekolah-sekolah sudah beroperasi seperti biasa.
Taliban akan berusaha memfasilitasi itu semua, mereka akan menjadi pelayan-pelayan yang mengabdi bagi rakyat Afghanistan.
Dan ada satu janji krusial lain dari Taliban yang dianggap bakal menjadi tonggak stabilitas keamanan dan politik di Afghanistan, seluruh pihak yang selama ini memerangi dan berseberangan dengan mereka akan diampuni tanpa syarat alias diberi amnesty.
Menurut mereka, lupakanlah yang sudah berlalu ayo mulai bekerja dan menatap masa depan Afghanistan yang lebih baik.
Tak cukup berjanji untuk internal negerinya, Taliban pun menjanjikan keterbukaan dalam hubungan internasional, mereka siap bekerja sama dengan komunitas global agar situasi geopolitik di kawasan dan ekonomi negerinya bisa melangkah menjadi lebih kondusif.