"Jadi ibu saya yang punya konsep sebagai otak pembuat alat peraga. Dia menggambar sesuai strukturnya. "Ini Budi" itu kan pembelajarannya berdasarkan struktur keluarga. Jadi diajarkannya juga dengan metode belajar sambil bermain," jelasnya, seperti dilansir Detik.Com, beberapa waktu.
Metode SAS yang digunakan Siti, merupakan metode yang mengajak anak didik untuk aktif, tak hanya mendengarkan pengajaran guru, anak-anak juga diajak bermain menyusun kata.
Alat peraganya pun seperti yang saya ingat benar adalah potongan kertas karton warna warni yang disebut kartu kata yang kemudian ditempelkan di papan tulis.
Murid biasanya dipanggil ke depan kemudian oleh gurunya diminta menempelkan kata tersebut meneruskan kata yang sudah ada di papan tulis.
Dan menurut saya cukup efektif membuat anak bisa lebih cepat belajar membaca. Saya alami itu sendiri.
Lantas kenapa harus nama Budi dan Ani yang digunakan, kenapa bukan Anies, Rudy atau Fery?
Ternyata tak ada alasan-alasan primodial terkait penamaan itu, penjelasannya cukup ilmiah mengacu pada metode SAS tadi.
Metode ini sangat fundamental dalam pembelajaran membaca yang memadukan unsur dunia anak dan materi pembelajaran.
Selain itu, kata Budi dan Ani itu sangat mudah untuk dieja bagi anak-anak yang baru belajar membaca.
Dengan susunan kata yang mudah tersebut secara psikologis akan membuat anak-anak semakin semangat belajar.
Dan menurut pengalaman yang saya rasakan itu memang efektif hingga menempel di ingatan ini hingga saat ini.