Kalah ya kalah saja, akui dan terima itu sebagai fakta yang harus diterima, bukankah itu bagian utama dari sportivitas yang mendasari sebuah pertandingan olahraga.
Jika pun memang ada yang salah dalam proses gol tersebut, jadikan sebagi pelajaran bagi wasit dan seluruh perangkat pertandingan untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan.
Namun, anehnya sejumlah penggemar sepakbola, sehari setelah pertandingan Inggris vs Denmark memunculkan petisi yang konon katanya sudah ditandatangani ribuan orang.
Petisi yang dibuat oleh seseorang bernama Cris Pinto di laman Change.org, yang meminta pertandingan semifinal itu diulang.
Tak kurang dari 1.700 orang menandatangani petisi tersebut.Â
"Kami ingin membatalkan keputusan penalti melawan Denmark. Itu adalah keputusan yang salah, perlu kontak untuk menjadi penalti, dan itu sama sekali tidak ada kontak,jika ini ditolak, itu akan menunjukkan kegagalan UEFA dan permainan sepak bola yang indah," begitu bunyi petisi tersebut, seperti yang saya kutip dari CNNIndonesia.com.
Bagi saya, justru jika petisi ini diterima oleh UEFA akan menjadi preseden buruk bagi pertandingan-pertandingan sepakbola ke depan.
Bayangkan jika setiap pertandingan sepakbola karena ada kontroversi terus ajukan petisi kemudian pertandingan itu diulang, bisa jadi yang menjadi bahan kontroversi itu sudut pandangnya subjektif.
Penggemar sebuah klub atau timnas sepakbola kan terkadang irasional kalau sudah berkaitan dengan tim kesayangannya, seperti pilihan politik.
Makanya ada pomeo lucu-lucuan yang menyebutkan ada 3 orang yang paling susah berpikir rasional, orang yang sedang jatuh cinta, penggemar klub sepakbola tertentu, dan pendukung capres tertentu.
Untungnya pihak UEFA tak ambil pusing dengan petisi ini, mereka memaknai dengan tepat pepatah  "anjing mengonggong kafilah berlalu."