Bahkan jika kita mengamati media sosial banyak sekali keluhan dari keluarga pasien Covid-19 dengan gejala sedang hingga berat yang tak tertampung RS, padahal mereka membutuhkan penanganan medis lebih serius.
Alhasil kematian akibat Covid-19 pasti akan meroket. Itu bukan hanya berarti statistik loh, itu nyawa manusia.
Namun, yang membuat saya heran masih banyak saja yang tak mempercayai adanya Covid-19. Sekarang yang banyak beredar dimasyarakat ssperti yang saya cuplik dari berbagai obrolan baik di platform perpesanan maupun medsos adalah setiap pasien sengaja "dicovidkan" begitu istilahnya.
Apakah memang mereka itu buta akan kondisi yang ada, saat ini tuh selain rumah sakit penuh, oksigen susah didapat, alat-alat kesehatan jarang jikapun ada harganya meroket.
Coba perhatikan suara sirene ambulan disekitar kita saat ini lebih sering terdengar dibanding sebelumnya.
Coba lihat kabar bahwa petugas pemakaman harus bekerja hingga 3 shift artinya 24 jam untuk menguburkan korban meninggal akibat Covid-19.
Kurang bukti apalagi sih sebenarnya, tapi ya itu lah kadang saya tak mampu menyelami cara berpikir mereka.
Terlepas dari urusan ketidakpercayaan mereka, marilah kita mulai dari sendiri, taati Protokol Kesehatan.Â
Jika berada ditempat publik gunakan masker 2 lapis, jauhi kerumunan, jangan melakukan mobilitas jika tak penting-penting banget, udah di rumah aja.
Cuci tangan secara berkala dan dilakukan secara propered, dan jangan lupa makan-makanan bergizi yang memiliki protein tinggi serta buah-buahan agar imun tubuh meningkat.
Apapun program pemerintah untuk mengendalikan penularan Covid-19 jika tak dibarengi dengan kedisplinan rakyatnya dalam mematuhi prokes ya ujungnya akan sia-sia.