Nantinya, implementasi rupiah digital ini akan disesuaikan dengan kondisi ekonomi dan konteks digitalisasi yang didorong oleh bank sentral.
Rupiah Digital bakal menjadi representasi uang digital yang menjadi simbol kedaulatan atau Sovereign Currency yang diterbitkan bank sentral dan menjadi bagian kewajiban moneternya.
Lebih lanjut, dalam akun media sosial resmi miliknya, BI menyatakan bahwa assement lanjutan kini terus dilakukan terkait Rupiah Digital ini, agar mereka bisa secara pasti mampu memitigasi risikonya, mengkontruksi desainnya dan memahami teknologinya.
Teknologi disini termasuk didalamnya adalah cara membangun firewall agar Rupiah Digital mampu menahan serangan siber.
Intinya BI kini tengah mendesain dan mengkontruksi sistem keamanan sebelum Rupiah Digital digunakan oleh masyarakat.Â
Selain itu menurut Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, faktor kestabilan makroprudensial menjadi salah satu aspek yang menjadi bahan pertimbangan dalam penerbitan Rupiah Digital.
"Tentu kami pertimbangkan (untuk) mendukung pelaksanaan kebijakan moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran termasuk persiapan dari infrastruktur pasar uang, valas dan sektor keuangan," ucap Perry. Seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Bagi peminat mata uang virtual, sepertinya masih harus menunggu agak lama lagi untuk dapat menggunakan Rupiah Digital, lantaran sampai saat ini platform yang digunakan masih harus dikoordinasikan lagi dengan bank-bank sentral negara lain agar penggunaannya bisa digunakan juga secara global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H