Seperti diketahui, dalam kampanyenya Anies menyebutkan bahwa penduduk Jakarta yang sudah memiliki hunian baru sekitar 51 persen, baik rumah tapak maupun vertikal.
Sementara sisanya merupakan penduduk miskin yang tak memiliki hunian dan tak mampu membeli rumah lantaran mereka tak memiliki kemampuan untuk membayar uang muka pembelian rumah yang saat itu sesuai aturan dari Bank Indonesia DP-nya minimal 30 persen.
Makanya dengan lantang dan penuh retorika ia menjanjikan rumah DP 0 persen, dilalahnya waktu berjalan hari berganti. realisasinya tak kunjung tiba.
Setelah di komentari sana-sini, akhirnya pada tahun ke-2 kepemimpinannya di DKI Anies memulai realisasi program rumah DP 0 persen tersebut dengan sangat tertatih-tatih.
Anies menargetkan akan dibangun sekitar 300.000 unit  hunian  DP 0 persen, tapi hingga kini baru terealisasi sekitar 780 unit saja, atau setara dengan 0,26 persen dari target yang telah ditetapkan.
Di samping kendala di hulu, yaitu masalah pembangunan dan segala tektek bengeknya, di sisi hilir pun program rumah DP 0 persen Anies pun merana.Â
Menurut kabar yang dirilis Kompas.com, setelah setahun perumahan DP 0 persen itu dibuka di Pondok Kelapa Duren Sawit Jakarta Timur baru 32 persen dari 780 unit rumah yang berhasil dijual.
Ini lantaran Anies sepertinya lupa bahwa jika DP-nya 0 persen efeknya akan besar pada saat masyarakat mencicilnya, akibatnya Bank DKI setelah berhitung secara ekonomis mengharuskan minimal pendapatan si peminat rumah itu Rp.7 juta per bulan.
Memang, mereka yang berpendapatan RP. 7 juta per bulan bisa dikategorikan sebagai masyarakat miskin seperti sasaran yang ia sebutkan dalam kampanyenya?
Sebenarnya banyak warga Jakarta berminat untuk membeli hunian ini, mereka sudah mendaftar namun ajuan kreditnya di tolak oleh Bank DKI. Penolakan terjadi lantaran calon pembeli, yang memiliki gaji setidaknya Rp 7 juta per bulan, juga mempunyai tanggungan kredit lain yang belum dilunasi.
Terdapat 2 tipe hunian di Klapa Village yang merupakan proyek pertama Perumahan dengan DP 0 Persen ini, Tpe 21 dengan cicilan Rp. 1,2 juta perbulan dan tipe 35 dengan cicilan Rp. 2 juta perbulan.