Padahal sejatinya ini kan konflik internal partai, pemerintah tak memiliki kepentingan terhadap konflik yang terjadi di PD.
Hal ini terjadi lantaran faktor kelembagaan yang ringkih. Faktor eksternal seperti yang selama ini digaungkan oleh pengurus PD di bawah Ketua Umum AHY bukan yang utama.
Manajemen yang monolitik menurut saya kurang cocok dengan basis massa Partai yang sempat di pimpin Anas Urbaningrum yang cenderung "cair" itu.
Intinya kegaduhan dan konflik berkepanjangan ini tak akan terjadi jika memang  manajemen PD cakap mengelola  konflik, dan ini tak harus kemana-mana dan bisa diselesaikan secara baik dan elegan.
Namun demikian apabila berkaca pada kejadian serupa di sejumlah partai politik lain, Â jika konflik internalnya sudah sampai pada titik seperti yang sekarang terjadi pada Demokrat. Perpecahan hampir pasti terjadi kecuali ada tindakan drastis dari kedua belah pihak.
Dalam konteks PD, mungkin bisa saja SBY sebagai salah seorang patron politik  Demokrat mencoba membangun komunikasi  lebih intensif dengan para pendiri partai yang tak puas dengan kepengurusan Demokrat saat ini.
Andai Demokrat benar-benar terpecah, senja kala partai yang didirikan tahun 2001 ini akan tiba, masa kegelapan akan menyelimuti partai yang pernah berkuasa 2 periode ini.
Bahkan sangat mungkin menjadi partai gurem yang lolos parliamentary treshold saja tidak. Apalagi kita tahu dalam 2 pemilu terakhir trend perolehan suara PD ini terus menurun cukup drastis.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H