Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

KLB Partai Demokrat Jadi Dilaksanakan Hari Ini, Perpecahan Menjadi Sebuah Keniscayaan

5 Maret 2021   09:18 Diperbarui: 5 Maret 2021   12:55 1172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal sejatinya ini kan konflik internal partai, pemerintah tak memiliki kepentingan terhadap konflik yang terjadi di PD.

Hal ini terjadi lantaran faktor kelembagaan yang ringkih. Faktor eksternal seperti yang selama ini digaungkan oleh pengurus PD di bawah Ketua Umum AHY bukan yang utama.

Manajemen yang monolitik menurut saya kurang cocok dengan basis massa Partai yang sempat di pimpin Anas Urbaningrum yang cenderung "cair" itu.

Intinya kegaduhan dan konflik berkepanjangan ini tak akan terjadi jika memang  manajemen PD cakap mengelola  konflik, dan ini tak harus kemana-mana dan bisa diselesaikan secara baik dan elegan.

Namun demikian apabila berkaca pada kejadian serupa di sejumlah partai politik lain,  jika konflik internalnya sudah sampai pada titik seperti yang sekarang terjadi pada Demokrat. Perpecahan hampir pasti terjadi kecuali ada tindakan drastis dari kedua belah pihak.

Dalam konteks PD, mungkin bisa saja SBY sebagai salah seorang patron politik  Demokrat mencoba membangun komunikasi  lebih intensif dengan para pendiri partai yang tak puas dengan kepengurusan Demokrat saat ini.

Andai Demokrat benar-benar terpecah, senja kala partai yang didirikan tahun 2001 ini akan tiba, masa kegelapan akan menyelimuti partai yang pernah berkuasa 2 periode ini.

Bahkan sangat mungkin menjadi partai gurem yang lolos parliamentary treshold saja tidak. Apalagi kita tahu dalam 2 pemilu terakhir trend perolehan suara PD ini terus menurun cukup drastis. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun