Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setelah Rajin Menulis Memoar, Kini Hillary Clinton Menulis Novel

24 Februari 2021   09:32 Diperbarui: 24 Februari 2021   09:45 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apalagi dalam memoarnya tersebut ia banyak mengisahkan suasana kebatinnya saat menghadapi skandal suaminya, Bill Clinton saat menjadi Presiden AS dengan pegawai magang Gedung Putih, Monica Lewinsky.

Sesuatu yang tak banyak diketahui publik, lantaran saat kejadian itu terjadi, Hillary terlihat begitu tegar dan bersikap sangat dingin untuk tetap mendukung suaminya yang sempat dimakzulkan oleh Kongres dan Senat AS.

Padahal sebagai seorang wanita normal tentu saja Hillary akan sangat gusar dan terganggu atas ulah tak senonoh suaminya tersebut.

Memoarnya yang kedua ia tulis pada 2014 dengan tajuk "Hard Choices." Dalam memoarnya kali ini Hillary lebih banyak berkisah tentang pengalamannya sebagai Menteri Luar Negeri di bawah kepemimpinan Presiden Barrack Obama.

Hillary dalam bukunya tersebut mengatakan jika ia harus mengambil sebuah keputusan besar dia akan diam sejenal untuk mendengarkan kata hati dan pikirannya

Selain itu ia menguraikan cukup detil alasan dirinya bakal maju sebagai calon Presiden AS pada pilpres 2016.

Pada 2017 kembali ibu dari Chelsea Clinton ini merilis memoar bertajuk "What Happened" yang banyak bercerita kisah politiknya saat mencalonkan diri sebagai calon Presiden AS dari Partai Demokrat dan pertarungannya dengan Donald Trump calon dari kubu Republikan.

Bagaimana konflik-konflik terjadi dalam suasana pemilu yang menurutnya tidak biasa ini. Selain itu ia bercerita bagaiamana ia mengatasi kegeramannya saat dirinya dinyatakan kalah dari Trump, tetapi demi demokrasi ia harus memberikan consseion speech dihadapan keluarga besar dan tim kampanyenya.

"This loss is painful, and it will be for a long time. But remember that fighting for what's right is worth it" begitu pesan Hillary.

Setelah menulis  sejumlah Memoar, pada 2019 ia menulis bareng purrinya Chelsea  Clinton bersama beberapa penulis wanita lain dalam sebuah buku bertajuk "The Book of Gutsy Woman".

Buku ini tentang perjuangan dan daya tahan wanita-wanita kontemperor dalam menghadapi liatnya kehidupan di AS dan berbagai belahan dunia lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun