Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PDIP Pilpres 2024, Tak Mungkin Ahok Lebih Mungkin Ganjar Pranowo, Lantas Puan Maharani?

23 Februari 2021   16:26 Diperbarui: 23 Februari 2021   16:52 1356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil Survey terbaru mengenai calon presiden 2024 yang dirilis oleh Lembaga Survey Indonesia (LSI) pada Senin (22/02/21) kemarin menempatkan 3 sosok dari PDIP yang masuk 10 daftar calon presiden yang paling potensial dalam Pilpres 2024 kelak.

Dari 29 nama yang ditunjukan kepada responden terdapat 4 orang yang merupakan "orang PDIP." Ketua DPR-RI Puan Maharani, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Presiden Komisaris Pertamina dan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, serta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Nama terakhir inilah yang memiliki elektabilitas paling tinggi diantara orang PDIP tersebut, yah Gandjar Pranowo dengan tingkat keterpilihan 10,6 persen dari responden apabila menggunakan simulasi semi terbuka.

Sementara dengan menggunakan pendekatan simulasi tertutup sepuluh  Ganjar dipilih oleh 15,6 persen responden. 

Yang menarik dari survey LSI ini masuknya nama Ahok menjadi salah satu sosok yang pantas diperhitungkan dalam pilpres 2024.

Meskipun menurut saya Ahok tak akan dimajukan oleh PDIP dalam jabatan publik manapun, apalagi sebagai capres atau cawapres.

Secara politis resistensi kepadanya masih akan sangat besar, terutama akan dikaitkan dengan SARA. Hingga saat ini belum ada satu pun capres maupun cawapres dari double minority seperti Ahok.

Ia mungkin saja memiliki kinerja yang sangat mumpuni, namun faktanya hingga kini di Indonesia belum ada capres atau cawapres dari tokoh yang memiliki agama diluar Islam, apalagi Ahok yang merupakan Tionghoa.

Itu faktanya, entah kapan rakyat Indonesia siap menerima kondisi salah satu capres atau cawapres-nya di luar agama mayoritas.

Selain itu adalah yang lebih penting lagi yang membuat PDIP membuang jauh-jauh kemungkinan Ahok maju dalam urusan pemilihan kepemimpinan nasional, status hukum yang pernah dimilikinya.

Ya Ahok merupakan mantan narapidana dengan pelanggaran yang membuatnya dituntut oleh pasal yang memiliki ancaman hukuman diatas 5 tahun penjara.

Seperti yang tertuang secara eksplisit dalam Undang-Undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu pasal 227 huruf K 

"Surat keterangan dari pengadilan negeri yang menyatakan bahwa setiap bakal calon tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;"

Nah Ahok sendiri meskipun di vonis 2 tahun penjara karena pasal penistian agama, Ahok dijerat dengan pasal 156 huruf a KUHP yang berbunyi.

"Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan: a. yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia; b. dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apa pun juga, yang bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa".

Jadi dengan kondisi-kondisi tersebut diatas saya sangat yakin setinggi apapun elektabilitas Ahok nantinya ia tetap tak akan dimajukan oleh PDIP untuk jabatan publik apapun apalagi menjadi capres atau cawapres.

Selain Ahok dan Ganjar, ada 2 nama srikandi PDIP yang masuk dalam survey LSI ini. Tri Rismaharini  dengan elektabilitas 5,5 persen.

Dan terakhir jauh dibelakang ketiga orang itu adalah Puan Maharani dengan elektabiltas dibawah 1 persen. 

Apakah kemudian dengan survey-survey yang menunjukan bahwa Ganjar Pranowo memiliki elektabilitas paling tinggi akan diusung menjadi capres 2024?

Lantas bagaimana dengan nasib Puan Maharani sang Putri Mahkota?

Analisa kasar saya jika elektabilitas Ganjar Pranowo terus stabil merangkak naik dengan perbedaan yang terus menipis dengan eletabilitas Prabowo Subianto yang memiliki elektabilitas tertinggi dalam survey LSI dikisaran 22,6 persen.

Kemudian ada pula nama Anies Baswedan yang menduduki urutan ketiga dengan 10,2 persen, peta persaingan 2024 akan sangat seru.

Ganjar sangat mungkin diusung oleh PDIP, dengan lawan Prabowo Subianto dan satu lagi Anies Baswedan.

Jika diutak atik dengan kombinasi pasangan cawapres masing-masing pertarungan politik 2024 menjadi sangat menarik buat diikuti.

Puan sendiri sepertinya akan menjadi King Maker dengan menduduki jabatan sebagai Ketua Umum PDIP menggantikan ibunya, Megawati. 

Akh ini cuma utak atik gathuk saja bisa benar tapi masih lebih mungkin salah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun