Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Bosan Rasanya Melakukan Kritik terhadap Anies Baswedan Terkait Penanganan Banjir di Jakarta

20 Februari 2021   20:31 Diperbarui: 20 Februari 2021   20:36 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bosan rasanya melakukan kritik terhadap Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait penanganan banjir yang terjadi di kawasan Jakarta.

Anies selalu beralasan bahwa hujan ekstrem lah yang menjadi penyebab banjir yang kini menggenangi kurang lebih 30 titik di seluruh wilayah DKI Jakarta dengan ketinggian antara 30 cm hingga 1,5 m bahkan dibeberapa titik ada yang terendam hingga 4 m.

Wacana naturalisasi yang digembor-gemborkan Anies hanya sebatas wacana saja, tanpa pernah dilaksanakan akibatnya ya banjir tambah parah saja setiap tahunnya.

Padahal curah hujan yang terjadi pada 18-19  Februari 2021 menurut Badan Meterologi dan Geofisika (BMKG) masih lebih rendah dibandingkan 1 Januari 2020 lalu.

Perdebatan yang terjadi setiap tahun hampir selalu sama saja, naturalisasi atau normalisasi sungai, drainase vertikal ya itu-itu saja, bosan rasanya mendengar kilah Gubernur Anies ini.

Meskipun memang tak ada satupun Gubermur DKI Jakarta  yang mampu menanggulangi banjir secara sempurna namun upaya mereka dalam menangani banjir terlihat dan dampaknya terasa terutama pada saat Ahok memimpin Jakarta.

Kita warga Jakarta merasakan itu bagaimana banjir relatif bisa terkendali meskipun memang bukan berarti banjir tak terjadi, tapi lebih cepat surut dan tak separah yang terjadi 2 tahun belakangan.

Tapi ya mau gimana lagi, Anies Baswedan tak pernah merasa salah juga dengan segala kebijakannya dalam menangani banjir.

Seperti hari ini dalam sebuah ia bahkan menyebutkan bahwa wajar saja "genangan" terjadi disejumlah titik di wilayah DKI Jakarta karena curah hujan intensitasnya sangat tinggi.

"Di Pasar Minggu berdasarkan catatan BMKG itu curah hujan sampai 226 milimeter, di Sunter Hulu 197 milimeter, di Halim sampe 176 milimeter, di Lebak bulus 154 milimeter. Semua angka di atas 150 adalah kondisi ekstrem," ujar Anies di Pos Pantau Air Manggarai, Sabtu (20/02/21) seperti dilansir JPPN.Com.

Selain menimpakan kesalahan pada curah hujan, alasan klasik lain diungkapkan Anies bahwa banjir ini akibat kiriman dari daerah hulu, Bogor dan Depok.

Ia sama sekali tak menyinggung kekurangan penanganan dari Pemda DKI dalam menangani banjir yang tiap tahun terus berulang ini.

Padahal kan banjir ini bisa diprediksi sebelumnya bakal terjadi bahkan untuk banjir kali ini pihak Badan Meterologi dan Geofisika (BMKG) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa  Nasional (LAPAN)  telah memberi peringatan 2 hari sebelum hujan dengan intensitas tinggi yang berpotensi mengakibatkan banjir.

Namun, agak sulit memang menghindari banjir dalam 2 hari, seharusnya untuk menangani banjir itu disiapkan saat musim kemarau tiba, sesuatu yang tak dilakukan oleh pemda DKI.

Anies sepertinya termakan ucapannya sendiri dengan program-program penanganan banjir yang menurut sejumlah ahli hidrologi agak sulit untuk dilakukan, atau lebih pasnya tak tepat guna.

Setiap tahun begitu banyak  pihak yang sudah meminta bahkan menekan agar Anies segera melakukan langkah-langkah teknis seperti melakukan naturalisasi sungai atau apapun lah namanya.

Tapi ya dikacangin saja, seolah kebenaran ya milik pemikiran Anies Baswedan seorang, setelah banjir terjadi baru ribut.. akh cape lah Silakan saja lah gimana bapak Anies Baswedan saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun