Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Isu Kudeta AHY dan Aung San Suu Kyi, Istilah Sama Praktik Jauh Berbeda

2 Februari 2021   09:33 Diperbarui: 2 Februari 2021   09:46 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata "Kudeta," dua hari belakangan ramai diperbincangkan publik bahkan tadi malam hingga tulisan ini dibuat "kudeta" menjadi trending topik di media sosial Twitter dengan 16.200 percakapan.

Mengapa kata itu bisa viral, lantaran ada 2 kejadian yang menggunakan kata"kudeta" yang berlangsung  1 hari kemarin dan menyedot perhatian banyak pihak.

Pertama, militer Myanmar dibawah pimpinan Jenderal Ming Aung Hlaing melakukan kudeta militer terhadap pemimpin sipil Myanmar.

Drama kudeta tak berdarah di Myanmar ini dimulai dengan menangkapi para pemimpin sipil di negeri yang dulu bernama Burma ini, Kanselir Agung Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint ditangkap dikediaman masing-masing untuk kemudian dijebloskan ke tahanan militer.

Setelah penangkapan itu, Militer mengumumkan bahwa negara dalam keadaan darurat selama satu tahun ke depan.

Militer Myanmar merasa harus melakukan perebutan kekuasaan lantaran mereka menganggap pemilu yang berlangsung November 2020 lalu penuh kecurangan.

Dan hal itu dianggap pelanggaran terhadap konstitusi 2008 yang disusun bersama, sehingga militer merasa sah untuk melakukan kudeta.

Dalam pemilu tersebut Partai Liga Nasional Demokrasi (LND) pimpinan Suu Kyi menang telak dan menguasai 83 persen kursi parlemen Myanmar.

Masyarakat internasional mengecam tindakan militer Myanmar ini. Mereka mendesak segala permasalahan yang ada diselesaikan menurut mekanisme hukum, bukan dengan perebutan kekuasaan yang berpotensi bakal menyeret rakyat Myanmar masuk dalam situasi sulit.

Karena menurut pengalaman yang pernah terjadi sebelumnya junta militer yang pernah berkuasa di Myanmar selama 60 tahun cenderung kejam dan brutal.

Sementara isu kudeta yang kedua, ini lebih pada drama "kudeta" yang didaku  oleh ketua umumnya terjadi pada partai yang sempat berkuasa selama 10 tahun di Indonesia, Partai Demokrat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun