Glorifikasi, hingga mendekati taqlid seperti Ini malah menjadi bahan pertanyaan buat saya, apakah lantaran umat Islam itu benar-benar sudah kehilangan inspirasi sosok-sosok ilmuwan muslim kontemporer bagi dunia sains dan Islam?
Atau karena sebagai muslim kita merasa inferior dengan sains yang memang harus diakui kini tengah dianeksasi oleh peradaban barat?
Sehingga pemikiran "seolah-olah sains" milik Harun Yahya itu diglofikasi sampai sebegitunya
Padahal sejatinya penerimaan pemikiran Harun Yahya di kalangan umat Islam itu secara tegas memang terbelah. Sebagian kalangan menyebutkan bahwa pemikiran dan teori Harun Yahya yang ia tuangkan ke dalam sejumlah seri buku yang diklaim sebagai sainstifik itu tak lebih dari "seolah-olah sains" atau Pseudoscience.
Kita harus akui sampai titik tertentu pemikiran Harun Yahya itu sangat menarik untuk disimak lantaran melawan kemapanan teori-teori peradaban barat apalagi cara ia menyajikannya mudah dipahami dengan ilustrasi gambar yang sedap dipandang mata.
Namun jika dicermati secara lebih dalam upaya islamisasi pengetahuan ala Adnan Oktar ini justru seperti menjadi anti-sains yang asal beda saja dengan kemapanan teori yang ada.
Karena ia mengawinkan antara Sains dan agama sebenarnya yang disasar oleh Harun ini bukan sisi penalaran ilmiah atau nalar kritis tapi nalar emosional.
Kita tahu Selama ini Harun Yahya mendaku ilmuwan. Dengan segala pemikiran dan analisisnya yang uthak-athik-gathuk, ia menolak teori evolusi Charles Darwin yang telah menjadi konsensus ilmuwan sejagat dan menjadi dasar bagi penemuan di bidang kedokteran dan sains pada umumnya yang tak terhitung jumlahnya.Â
Bagi Yahya, teori evolusi Darwin setara dengan sampah serta tak lebih dari penyebab maraknya pembantaian massal, terorisme, dan segala kenestapaan di dunia
Makanya secara emosional apalagi kemudian dikaitkan dengan dogma agama, orang menjadi senang merasa "terselamatkan" dari pandangan manusia adalah keturunan monyet sekaligus menghindari keharusan untuk menaati teori konspirasi milik Yahudi yang selalu dihadap-hadapkan dengan Islam.
Dalam pandangan saya setelah melakukan penelitian sederhana melalui berbagai pustaka yang bertebaran di dunia maya, pemikiran Harun itu seolah mensimplifikasi seluruh teori yang telah mapan itu dengan sebutan "segalanya konspirasi".