Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Beda Soeharto, Lain Prabowo, Kacek Donald Trump dalam Menyikapi Kekalahan Politik

8 Januari 2021   10:22 Diperbarui: 8 Januari 2021   10:31 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Amerika Serikat  Donald Trump terlihat sangat buruk dalam menyikapi kekalahan politiknya dalam pemilihan presiden AS 2020 lalu.

Sepanjang 2 bulan pasca pelaksanaan pilpres AS yang memenangkan lawan politinya dari Partai Demokrat pasangan Joe Biden-Kamala Harris publik dunia terus menerus disuguhi upaya-upaya Trump untuk membatalkan kemenangan Biden.

Ia membakar emosi pendukungnya dengan mengklaim bahwa proses pemilu dan hasilnya itu dipenuhi berbagai kecurangan yang membuatnya harus kalah.

Tak hanya itu, untuk menopang klaim kecurangan yang sebenarnya tanpa dasar itu, pihak Trump mengajukan sejumlah tuntutan hukum terkait kecurangan tersebut, dan hasilnya seperti sudah kita tahu semua dimentahkan oleh pengadilan di berbagai negara bagian di AS tempat keberatan itu diajukan.

Bukan hanya yang bersifat legal, belakangan muncul bukti percakapan yang menunjukan Trump berusaha mempengaruhi hasil Pilres AS dengan kekuasaannya.

Dalam percakapan yang belakangan beredar dimasyarakat AS, Trump meminta Komisi Pemilihan Umum  di Negara Bagian Georgia untuk mencarikan 11 ribu suara yang memungkinkan dirinya meraih electoral collage di negara bagian tersebut, dan membatalkan kemenangan Biden.

Kemudian Trump kembali mencoba mengangkangi aturan demi kekuasaan dirinya, dengan meminta Mike Pence yang karena jabatannya sebagai Wakil Presiden akan memimpin proses sertifikasi hasil pemilu 2020 di Kongres, untuk memblokir proses tersebut.

Bahkan menurut sumber Gedung Putih seperti yang dirilis oleh CNNIndonesia.Com, Trump sempat mengancam Pence akan "merusak" jika ia menolak melakukannya.

Namun Pence tetap menolak dengan alasan ia tak memiliki kekuatan dan kewenangan untuk menggagalkan proses sertifikasi yang dilakukan oleh anggota senat dan House of Representatif.

Terakhir di tengah keputusasaannya untuk mempertahankan kekuasaannya, Trump menghasut para pendukungnya untuk melakukan unjuk rasa saat pengesahan itu terjadi di Gedung Capitol Hill.

Kejadian selanjutnya kita tahu semua, pendukung Trump merangsek masuk melakukan sejumlah kerusakan di Gedung tempat para anggota kongres itu bersidang, dan sidang sertifikasi hasil pemilu 2020 sempat tertunda walau kemudian dilanjutkan kembali setelah para perusuh dikeluarkan dan Garda Nasional turun tangan mengamankan Gedung Kongres tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun