Pada pesannya, Trump memang meminta agar pendukungnya pulang dan tak membuat huru-hara. Namun ayah dari Ivanka ini tetap menyuarakan adanya kecurangan dalam Pilpres AS 2020, yang membuatnya gagal mempertahankan kekuasaannya.
Klaim kecurangan terus menerus dilakukan Trump ini tanpa dibarengi bukti-bukti yang valid sehingga berbagai upaya hukumnya harus berakhir tanpa hasil apapun karena pada dasarnya klaim Trump itu hanya klaim tanpa pijaka yang jelas.
Dengan kondisi ini, demokrasi di AS benar-benar tercoreng oleh seorang Trump yang disebut oleh Futurolog asal Stanford University, Â Francis Fukuyama sebagai Demagog Demokrasi.
Trump, mungkin bisa disebut sebagai Presiden terburuk yang pernah dimiliki AS selama negara adikuasa ini merdeka sejak 1761.
Ia satu-satunya Presiden AS yang menafikan segala proses pemilu AS yang sudah jelas-jelas tak memenangkannya. AS yang selama ini menjadi kiblat demokrasi dunia harus kehilangan muka akibat ulah Trump
Bisa jadi dalam beberapa hari ke depan otoritas AS akan melakukan penyelidikan mendalam terkait kerusuhan di US Capitol ini, dan bukan tidak mungkin sesegera mungkin Trump dimakzulkan  dengan menggunakan Amandemen 25 Konstitusi AS misalnya dan diseret untuk diadili karena akibat hasutannya menimbulkan korban jiwa dan sikapnya sama sekali  jauh dari sikap seorang Presiden AS yang menjunjung tinggi demokrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H