Posisi tawar FPI dan Rizieq setelah terkepung melorot tajam, kedigdayaan mereka terkelupas karena ulah mereka sendiri.
Itulah kehidupan siapa yang menabur dialah yang akan menuai hasilnya, teriakan revolusi akhlak yang digadang-gadang akan menaikkan posisi tawar mereka dalam kancah politik nasional harus kehilangan tajinya, kini terdengar saja tidak  apalagi setelah sang Imam Besar mendekam dibalik jeruji besi.
Ruang dan waktu sepertinya tak lagi berpihak pada mereka, momentum yang tadinya mereka anggap akan ajek memihak mereka kini sirna nyaris tak berbekas.
Teriakan-teriakan mereka kini hanya terdengar sayup-sayup itu pun nyaris tak terdengar lagi.
Apalagi kemudian dengan cerdik Jokowi menutup langkahnya tahun ini dengan melakukan reshuffle kabinet dan menempatkan orang nomor satu di Gerakan Pemuda Ansor Gus Yaqut Chollil Qoummas yang merupakan antitesis dari FPI dan Rizieq Shihab sebagai Menteri Agama, tambah terbataslah gerak mereka.
Efeknya bisa langsung kita rasakan bersama, perayaan hari raya umat Kritiani Natal 2020 berlangsung lebih adem tanpa kegaduhan seperti yang selalu terjadi setiap tahun dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Apakah setelah ini FPI akan mampu kembali bangkit, semuanya tergantung pada mereka sendiri, andai mereka berubah menjadi lebih bijak, tak menebar kebencian, lebih toleran, dan mengurangi kadar ingin menang sendiri, mungkin FPI bisa bertahan.