Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Gus Yaqut Menag Baru, Eksistensi FPI Bakal Terus Menyurut?

23 Desember 2020   14:47 Diperbarui: 23 Desember 2020   14:53 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam pidato pertamanya setelah ditunjuk menjadi Menteri Agama Yaqut Chollis Qoummas atau biasa dipanggil Gus Yaqut mengatakan bahwa ia tak ingin agama dijadikan sebagai alat politik. Ia ingin agama menjadi inspirasi dengan membawa nilai-nilai kebaikan. 

"Artinya apa, bahwa agama sebisa mungkin tidak lagi digunakan menjadi alat politik, baik untuk menentang pemerintah atau merebut kekuasaan atau mungkin untuk tujuan-tujuan yang lain," kata Yaqut dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden. Seperti yang dilansir Kompas.com, Selasa (22/12/20).

Dalam persepsi saya dengan mengacu pada Dr. Muhammad Iqbal filsuf-penyair asal India mungkin yang dimaksud oleh orang nomor satu Gerakan Pemuda Ansor ini ialah terkait Islam Politik yang merupakan upaya dari sekelompok orang dengan menggunakan simbol-simbol Islam untuk meraih kekuasaan secara an sich.

Hal ini ada kaitannya dengan usaha-usaha sebagian kelompok Islam untuk memformalisasi syariat Islam dalam pengertian sempit. Islam Politik ini sangat berbeda dengan politik Islam yang tetap menganggap politik itu penting dan nilai-nilai Islam itu perlu diadaptasi sebagai inspirasi dalam politik.

Di Indonesia, negara dengan jelas sudah menunjukan usahanya untuk memfasilitasi seluruh umat beragama dalam beribadah, termasuk Islam dan mungkin Islam lah yang paling diperhatikan pemerintah lantaran ia merupakan agama mayoritas.

Kita tak akan sulit menemukan masjid dimanapun dipelosok negeri ini, setiap ibukota Kabupaten dan Kota ada Mesjid Raya yang pembangunannya difasilitasi pemerintah, lembaga zakat dipersiapkan, demikian juga untuk haji, bahkan sistem keuangan bebasis syariah pun terus digenjot.

Kurang apa lagi sebenarnya jika kita mau menggambarkan keberpihakan pemerintah terhadap umat muslim, tapi tetap saja di mata sebagian pihak pemerintah saat ini dianggap mendzalami umat Islam hanya karena alasan-alasan sepihak yang sebenarnya bersifat politis dan dendam kesumat yang tak berkesudahan sehingga menimbulkan karat.

Kelompok ini gemar sekali mengklaim dan mengatasnamakan "Umat Islam", setiap gerakan atau aksi yang mereka lakukan tak pernah lepas dari; Umat Islam menuntut ini, Umat Islam merasa didzalami, Umat Islam merasa terhina...... terus klaim-klaim kosong mereka lakukan.

Padahal sebagian besar Umat Islam Indonesia tak pernah merasa memberikan mandat apapun kepada kelompok ini untuk diatasnamakan.

Dengan dipilihnya Gus Yaqut sebagai Menteri Agama Kelompok yang dimotori oleh Front Pembela Islam(FPI) dan Rizieq Shihabnya mungkin mulai merasakan tidak nyaman.

Apalagi posisi mereka saat ini tengah terpojok dengan berbagai kasus hukum yang menderanya. Lamba laun cantolan politik yang selama ini membuat mereka jumawa mulai menjauh.

Harapan mereka terhadap Anies Baswedan pun seperti tak bisa terlalu diharapkan, elite politik lain yang tadinya masih masuk radar mereka untuk dirangkul pun Sandiaga Uno misalnya yang mereka dukung dalam Pilpres 2019 lalu kini sudah berpelukan mesra dengan seteru abadi mereka, pemerintahan Jokowi.

Seperti yang kita ketahui posisi Gus Yaqut dan Bansernya merupakan "musuh utama" FPI, mereka kerap berhadap-hadapan secara langsung dalam beberapa kasus.

Mungkin saja tindakan Gus Yaqut sebagai Ketua GP Ansor dan sebagai Menteri Agama akan berbeda dalam menghadapi FPI dan kelompoknya, tapi yang pasti FPI akan mulai sulit bergerak seperti dulu saat Pemerintah Jokowi masih diem-diem bae.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun