Namun sayangnya dalam perjalanannya terjadi blunder yang berpotensi membuat usaha pemerintah dalam mencopot taji Rizieq Shihab menjadi terganggu.
Insiden yang menewaskan 6 orang laskar FPI Â akibat ditembak oleh anggota polisi bisa menjadi masalah, karena FPI akan menggunakan isu ini untuk mempertahankan eksistensinya dengan segala cara.
Mereka melihat isu ini lah, yang akan membuat mereka bisa kembali berkelit. Dan memang saya rasa pihak kepolisian agak berlebihan dalam insiden tersebut, meskipun saya tak tahu persis apa yang terjadi sebenarnya dilapangan saat itu.
Kasus ini lah yang belakangan mereka jual, bagaimana mereka kemudian menggoreng isu ini dengan dihubungkan dengan kedatangan seorang diplomat Jerman ke markasnya di Petamburan.
Mereka bawa kemana-mana keluarga korban insiden tersebut, dengan difasilitasi "teman dekatnya"yang masih tersisa di level elite, PKS.
Untuk memaparkan bahwa sejatinya mereka tak lebih hanya merupakan korban dari kedzaliman, sementara dipihak lain secara simultan mereka berupaya mengaburkan bukti-bukti terkait insiden itu yang dimiliki oleh kepolisian dengan narasi-narasi yang mereka bangun.
Seandainya kelak Komnas HAM menemukan bukti yang merugikan pihak Kepolisian sehingga memberi rekomendasi ada kesalahan besar polisi dalam insiden itu, besar kemungkinan pemerintah harus bekerja ekstra keras untuk mencopot taji FPI.
Namun jika yang terjadi sebaliknya, FPI sangat mungkin tajinya akan rontok dan mereka perlahan akan menghilang atau paling tidak akan lebih kompromistis lah dengan pemerintah dan situasi yang ada, sehingga kegaduhan akan jauh berkurang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H