Kekuatan FPI sebenarnya ada pada politik patron dan kekuatan massa. Dalam teori patron-klien yang didasarkan pada sistem patron -klien dalam kehidupan masyarakat.
Sistem ini diorganisasikan oleh orang berkuasa atau dianggap memiliki kelebihan dibanding orang kebanyakan yang membentuk dan memelihara loyalitas orang-orang yang lebih rendah kedudukannya.
Dalam konteks FPI, jelas patron mereka adalah Rizieq Shihab yang nasabnya seorang keturunan langsung Nabi Muhammad SAW dan itu berbeda dari orang kebanyakan.
Seperti yang kita ketahui dalam ajaran dan budaya Islam yang dogmatis, Â Rasulallah SAW memiliki kedudukan super tinggi sehingga sangat layak untuk dijadikan panutan.
Dengan begitu, asumsinya keturunannya pun layak untuk mendapatkan penghormatan begitu rupa dan dijadikan panutan. Apalagi kemudian kedudukannya tersebut dimonetasi secara sadar oleh Rizieq untuk berkelindan dengan politik praktis, patronisasinya menjadi bertambah kuat lagi.
Harus kita akui Rizieq Shihab memiliki kepiawaian dalam berorasi, kemudian dengan dibantu oleh para sekondannya dalam memilih isu dan membangun jaringan ia mampu bergerak lincah membangkitkan loyalitas massa berjumlah masif.
Dan hal itu terus mereka pelihara dengan segala cara, atas sebab itu meskipun ia sempat berada nun jauh di seberang sana, Rizieq berusaha sangat keras untuk merawat komunikasi dengan para pengikutnya dengan menggunakan berbagai macam platform teknologi.
Pemerintah dan aparat keamanan sadar betul posisi Rizieq Shihab itu, makanya sedari awal mereka berusaha mendegradasi kualitas dan karakternya agar pengaruh kepada pengikutnya pelan-pelan menghilang.
Dengan hipotesis, jika Rizieq sudah dianggap tak layak lagi menjadi panutan maka dengan sendirinya FPI akan menghilang atau paling tidak tak akan terus membuat kegaduhan.
Ketika pengkondisian seperti itu tak jua berhasil dilakukan, pemerintah kemudian menggunakan pendekatan lain yakni dengan tindakan tegas namun dalam koridor hukum yang berlaku.
Usaha pemerintah itu sepertinya akan berhasil, FPI dengan tindakan tegas aparat kemananan mulai terlihat sempoyongan tak memiliki pijakan, apalagi saat Rizieq berhasil digiring masuk tahanan karena disangkakan melanggar protokol kesehatan dan pasal penghasutan oleh Polda Metro Jaya, dan upaya aksi unjuk rasa yang kemudian terjadi akibat penahanan Rizieq yang biasanya gegap gempita berhasil dipatahkan bahkan ssbelum aksi itu berlangsung.