Menurut beberapa hasil riset, di Inggris vaksin BCG harus diulang per 10 tahun sekali, di Norwegia 30-40 tahun sekali, di Alaska AS 60 tahun sekali.
Sementara di Indonesia hingga saat ini belum ada riset sejenis, tapi yang jelas vaksin BCG Â ini di Indonesia disuntikan sekali seumur hidup.
Lantas ada Vaksi DFT yang menghindarkan manusoa dari penyakit Difteri yang diulang setiap 10 tahun sekali, dimulai saat masa bayi atau balita.
Sementara yang paling ribet adalah vaksin influenza yang vaksinasi-nya harus dilakukan setiap tahun. Karena virus-virus penyebab influenza mudah bermutasi dan kemudian tidak dikenali oleh sistem pertahanan tubuh
Flu di negara 4 musim bisa menjadi sangat berbahaya yang menimbulkan kematian. Karena itu di sana vaksinasi flu ini sangat diperlukan.
Vaksin terbaik itu diukur dari sudut keamanan, efek samping, pembentukan antibodi dan efikasinya.
Efikasi adalah tingkat daya lindung vaksin pada kondisi uji klinis. Kondisi uji klinis sifatnya optimal dan terkendali, baik dari penyiapan vaksinnya, maupun dari faktor orang yang mendapat vaksinnya, yaitu orang yang sehat dan memenuhi berbagai kriteria yang ditentukan peneliti.
Efikasi didapat dari uji klinis fase 3, dengan menghitung risiko terjadinya penyakit pada kelompok orang yang mendapat vaksin dan yang tidak mendapat vaksin.
Lantas bagaimana dengan  efektivitas dan efaksi vaksin Covid-19, meskipun Vaksin Pfizer dan Moderna telah mengklaim kemanjurannya hingga diatas 90 persen tapi menurut para ahli virologi masih butuh waktu untuk membuktikan efektivitas dan afeksi nya setelah disuntikan secara massal.
Bagaimana dengan vaksin Sinovac yang akan segera diberikan kepada masyarakat Indonesia. Seperti kita tahu hasil uji klinis tahap 3 yang dilakukan pada 1600 relawan di kota Bandung sampai saat ini masih belum keluar hasilnya.
Meskipun sudah hampir dapat dipastikan aman, tapi para peneliti masih memantau hasil akhir kadar antibodi yang dihasilkan oleh vaksin Sinovac tersebut.