Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Asal Muasal Ular Jadi Lambang Apotek dan Ilmu Kesehatan

21 November 2020   08:19 Diperbarui: 21 November 2020   08:53 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisa ular sejak zaman baheula menyimbolkan kehidupan dan kematian. Bisa atau venom ini bila memasuki pembuluh darah akan mematikan (fatal), tetapi bila diminum dapat merupakan obat untuk menyembuhkan sejumlah penyakit.

Saat itulah ular milik Aesculapius dilambangkan sebagai penawar atau obat segala macam penyakit. Awalnya lambang dunia kedokteran ini berupa tongkat dililit ular atau disebut Staff of Aesculapius.

Tongkat yang dililit ular itu merupakan tongkat milik sang dewa Penyembuh Aesculapius. Namun setelah Aesculapius meninggal, tongkat dalam lambang apotek itu berubah menjadi mangkuk.

Kenapa demikian, mangkuk tersebut adalah milik Hygea salah satu putri dari Aesculapius. Tak ada keterangan yang jelas mengapa Hygea yang dipilih sebagai pengganti Aesculapius dibanding 4 putri lainnya, yaitu:

Iaso atau Recureperation, Aceso atau Recovery, Aglaea atau Healthy Glow, dan Panacea atau Universal Remedy.

Hygea digambarkan sebagai seorang Dewi kesehatan, kebersihan dan sanitasi. Itulah makanya sekarang kita mengenal kata "Higienis" yang memiliki makna bersih.

Kata Higienis berasal dari kata Hygea seorang Dewi perlambang kebersihan.

Nah jadi clear yah, bahwa lambang apotek dan dunia kesehatan itu mangkuk dan ular, bukan gelas dan ular. Terkadang apotek -apotek yang ada disekitar kita memakai ular yang melilit gelas sebagai lambanya.

Logo mangkuk yang dililit ular kemudian menjadi logo apotek dan asosiasi apoteker di seluruh dunia semenjak saat itu.

Ular ternyata memiliki cerita tersendiri bagi kehidupan seluruh mahluk. Penuh mitos dan misteri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun