Bisa ular sejak zaman baheula menyimbolkan kehidupan dan kematian. Bisa atau venom ini bila memasuki pembuluh darah akan mematikan (fatal), tetapi bila diminum dapat merupakan obat untuk menyembuhkan sejumlah penyakit.
Saat itulah ular milik Aesculapius dilambangkan sebagai penawar atau obat segala macam penyakit. Awalnya lambang dunia kedokteran ini berupa tongkat dililit ular atau disebut Staff of Aesculapius.
Tongkat yang dililit ular itu merupakan tongkat milik sang dewa Penyembuh Aesculapius. Namun setelah Aesculapius meninggal, tongkat dalam lambang apotek itu berubah menjadi mangkuk.
Kenapa demikian, mangkuk tersebut adalah milik Hygea salah satu putri dari Aesculapius. Tak ada keterangan yang jelas mengapa Hygea yang dipilih sebagai pengganti Aesculapius dibanding 4 putri lainnya, yaitu:
Iaso atau Recureperation, Aceso atau Recovery, Aglaea atau Healthy Glow, dan Panacea atau Universal Remedy.
Hygea digambarkan sebagai seorang Dewi kesehatan, kebersihan dan sanitasi. Itulah makanya sekarang kita mengenal kata "Higienis" yang memiliki makna bersih.
Kata Higienis berasal dari kata Hygea seorang Dewi perlambang kebersihan.
Nah jadi clear yah, bahwa lambang apotek dan dunia kesehatan itu mangkuk dan ular, bukan gelas dan ular. Terkadang apotek -apotek yang ada disekitar kita memakai ular yang melilit gelas sebagai lambanya.
Logo mangkuk yang dililit ular kemudian menjadi logo apotek dan asosiasi apoteker di seluruh dunia semenjak saat itu.
Ular ternyata memiliki cerita tersendiri bagi kehidupan seluruh mahluk. Penuh mitos dan misteri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H