Tak heran begitu ia tiba di Tanah Air pada Senin, 10 November 2020 drama kolosal langsung terjadi, ribuan penjemputnya merangsek Bandara Soetta, jalanan macet total, sejumlah fasilitas bandara rusak, jadwal penerbangan terganggu, jangan tanya urusan protokol kesehatan semua serasa normal saja seperti Indonesia sudah bebas dari pandemi Covid-19.
Drama kolosal ala Rizieq Shihab pun terus berlanjut dengan benar-benar mengabaikan protokol kesehatan.Â
Terlepas dari kontroversi yang mengiringinya, fakta nyata yang terlihat menunjukan bahwa pengikut Rizieq Shihab meningkat secara signifikan dibanding sebelum berbagai drama politik di Indonesia dalam 7 tahun terakhir.
Mungkin penangkapan Rizieq Shihab seperti yang di lakukan oleh Rezim Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2008 lalu agak sulit dilaksanakan saat ini.
Nama Rizieq Shihab dan FPInya saat itu belum sebesar seperti sekarang.Â
Makanya ketika pemerintah terlihat tergagap saat Rizieq melakukan berbagai pelanggaran protokol kesehatan hingga puncaknya Sabtu (14/11/20) malam lalu saat ia menikahkan Putri ke empatnya, saya bisa pahami.
Jokowi berhitung betul efeknya, bagaimana jika pembubaran dilakukan secara frontal mungkin akan banyak korban yang tak perlu.
Dengan berbagai fakta dan kontroversi yang ada, serta sejumlah pendekatannya dalam menghadapi berbagai permasalahan yang ada, Rizieq Shihab itu lebih mirip seorang politisi dibanding seorang ulama.
